Isu Pesantren dan Trans7: 62% Publik Punya Sentimen Negatif

Kritik negatif publik di media sosial akan isu pesantren dan Trans7 umumnya menyoroti persoalan feodalisme dan standar ganda di lingkungan keagamaan.

Sentimen Publik terhadap Isu Pesantren dan Trans7 di Media Sosial

(6-19 Oktober 2025)
Ukuran Fon:

Isu seputar pesantren telah mencuri perhatian publik setelah mencuatnya perbincangan mengenai tayangan program "Xpose Uncensored" Trans7 yang dinilai tidak sesuai terhadap Pondok Pesantren (PP) Lirboyo, Kediri.

Tontonan yang ditayangkan pada 13 Oktober 2025 ini menampilkan cuplikan santri memberi amplop kepada kiai dengan narasi yang menyinggung kekayaan pimpinan pesantren. Segmen berjudul “Kiai yang kaya raya, tapi umat yang kasih amplop” tersebut dianggap menimbulkan persepsi negatif terhadap pesantren.

Kontroversi semakin memuncak karena liputan tersebut dilaksanakan tak lama setelah musala di Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, ambruk dan menewaskan puluhan santri yang sedang melaksanakan salat asar.

Berdasarkan data pantauan Drone Emprit, mayoritas warganet di media sosial menunjukkan sentimen negatif terhadap isu antara pesantren dengan tayangan Trans7 ini, yaitu mencapai 62% dari total percakapan. Sementara itu, 23% menunjukkan sentimen positif serta 15% sisanya bersifat netral.

Beberapa topik yang paling banyak muncul dalam percakapan bernada negatif antara lain adalah kecaman terhadap Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jakarta, Muhammad Ainul Yakin yang dianggap mengancam karyawan Trans7, kritik terhadap feodalisme dan pengkultusan individu di lingkungan pesantren, hingga penolakan penggunaan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk pembangunan Pesantren Al Khoziny.

Selain itu, muncul pula wacana mengenai standar ganda dan hipokrisi institusional dalam pengelolaan lembaga pesantren yang dianggap menutup diri terhadap kritik publik. Ada juga warganet yang menilai adanya eksploitasi terselubung yang dibungkus dalam istilah “ngalap berkah” yang menyimpang dari nilai-nilai pesantren sejati.

Di sisi lain, sentimen positif tetap muncul dari warganet, seperti menilai bahwa pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam yang berperan besar dalam membentuk karakter bangsa memiliki kultur dan budaya keilmuan yang khas. Ada juga yang menyuarakan ajakan untuk memboikot Trans7 sebagai bentuk solidaritas terhadap pesantren yang dianggap dilecehkan.

Fenomena ini menggambarkan bahwa isu pesantren bukan hanya soal lembaga pendidikan, melainkan juga perihal sosial dan identitas keagamaan yang sensitif di ruang publik digital Indonesia. Besarnya proporsi sentimen negatif mengisyaratkan pentingnya pendekatan komunikasi publik dari media dan pemerintah agar lebih berhati-hati dalam membahas isu-isu keagamaan supaya tidak memicu polarisasi dan salah tafsir di masyarakat.

Drone Emprit melakukan analisis kata kunci di X, Facebook, Instagram, YouTube, TikTok, dan media online lainnya pada 6-19 Oktober 2025. Isu tentang pesantren diberitakan dalam 16.477 artikel dan 71.638 mentions, serta sampel percakapan di media sosial sebanyak 35.831 sampel mentions.

Baca Juga: Dari 42 Ribu Pesantren di Indonesia 2025, Berapa yang Kantongi Izin Bangunan?

Sumber:

https://x.com/DroneEmpritOffc/status/1980187480214454556

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook