Dalam survei yang diselenggarakan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), per 18 Desember 2023-19 Januari 2024, ditemukan bahwa isu politik menjadi konten dengan hoaks terbanyak yang ditemui pengguna internet di Indonesia.
Melalui survei dengan menggunakan metode multistage random sampling dengan tingkat toleransi kesalahan atau margin of error 1,1% ini, hoaks dalam isu politik tersebut adalah sebesar 24,7%.
Banyaknya hoaks dalam isu politik menjadi hal yang sangat berbahaya terutama menjelang Pemilu 2024 yang tinggal menghitung hari.
Dilansir dari CNN Indonesia, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengungkap konten pelanggaran pemilu berupa informasi hoaks paling banyak ditemukan di media sosial Facebook.
Anggota Bawaslu, Puadi dalam Talkshow Ada Apa Dengan Digital yang diselenggarakan Trans Media di Balai Sarbini, Jakarta pada Rabu (7/2) mengungkapkan bahwa sedikitnya Bawaslu menemukan ada 110 konten hoaks di Facebook terkait pemilu yang tercatat hingga 4 Februari lalu.
Tidak hanya Facebook, di media sosial lainnya juga ditemukan pelanggaran terkait hoaks dalam konten-konten pemilu.
Puadi mengungkapkan terdapat 103 pelanggaran di Instagram, 99 di Twitter atau X, dan 27 di TikTok. Sementara itu, pelanggaran yang paling sedikit ditemukan adalah pada Youtube, yakni sebesar 1 persen.
Adapun, dilansir dari Kompas TV, Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi mengungkapkan bahwa Kominfo telah meng-takedown ratusan akun hoaks di berbagai media sosial selama tahapan Pemilu 2024 ini.
Sejak tahun 2023-2024, tercatat sebanyak lebih dari 700 akun hoaks di media sosial yang sudah dihapus oleh Kominfo.
Sebagian besar yang dihapus tersebut adalah akun-akun berita hoaks tentang pemilihan presiden dan wakil presiden. Dengan dihapusnya akun-akun hoaks ini, diharapkan dapat mendorong pemilu yang aman dan damai.