Hampir genap satu tahun program Makan Bergizi Gratis (MBG) dijalankan oleh pemerintahan Indonesia. Meski dianggap sebagai program unggulan Presiden dan Wakil Presiden Prabowo-Gibran sejak masa kampanye pemilu, implementasi program MBG di lapangan tidak seindah janji-janjinya.
Sejak awal implementasi hingga 15 November 2025, program ini telah menyebabkan kasus keracunan massal yang menimpa sekitar 15.117 penerima MBG di berbagai wilayah Indonesia. Data ini dikurasi oleh Center of Economic and Law Studies (CELIOS) dari berbagai media massa.
Baca Juga: 64% Publik Mengakui MBG Malah Tambah Beban Ekonomi Bagi Keluarga
Kasus keracunan anak sekolah akibat MBG sudah terjadi bahkan pada bulan Januari, yaitu bulan pertama program tersebut dijalankan. Pada bulan Januari, terdapat 105 kasus keracunan MBG. Angka ini bertambah pada bulan Februari menjadi 106 kasus.
Lonjakan kasus keracunan terjadi pada bulan April menjadi 987 kasus. Kemudian, menurun pada bulan Mei menjadi 397 kasus keracunan. Pada bulan Juni, kasus keracunan MBG hanya tercatat sebanyak 10 kasus. Jumlah kasus keracunan ini meningkat kembali pada bulan Juli menjadi 318 kasus.
Pada akhir Kuartal II 2025, kasus keracunan melonjak tajam. Dari insiden kecil pada awal pada awal tahun, pada bulan Agustus, kasus keracunan MBG mencapai 2.009 kasus. Jumlah ini terus meningkat pada bulan September, yaitu menjadi 4.099 kasus.
Bulan Oktober menjadi puncaknya dengan 6.463 kasus keracunan. Ini merupakan jumlah kasus tertinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya. Sementara itu, jumlah kasus menurun menjadi 623 kasus pada bulan November.
Banyaknya kasus keracunan ini menunjukkan adanya kegagalan sistemik dalam pengawasan keamanan pangan MBG karena pola kejadiannya berulang tanpa perbaikan yang berarti.
Baca Juga: Kenapa Peserta Didik Indonesia Ogah Habiskan MBG?
Sumber:
https://celios.co.id/makan-tidak-bergizi-tidak-gratis/
