Program MBG (Makan Bergizi Gratis) hampir genap berjalan satu tahun di Indonesia. Meski dianggap sebagai program unggulan Presiden dan Wakil Presiden Prabowo-Gibran sejak masa kampanye pemilu, implementasi program MBG di lapangan tidak seindah janji-janjinya.
Program ini justru menuai banyak kritik dari masyarakat karena menu makanan ultra-olahan yang minim gizi hingga ribuan kasus anak sekolah yang mengalami keracunan makanan.
Salah satu pertimbangan pemerintah untuk terus melanjutkan program ini terlepas dari banyaknya kritik adalah MBG dipercaya dapat mengurangi beban pengeluaran keluarga, terutama untuk bekal makan anak. Namun, apakah klaim ini benar-benar dirasakan oleh keluarga penerima MBG?
Baca Juga: Kenapa Peserta Didik Indonesia Ogah Habiskan MBG?
Center of Economic and Law Studies (CELIOS) melakukan studi dengan pendekatan kuantitatif berupa survei untuk membuktikan apakah MBG mengurangi beban ekonomi bagi keluarga penerima. Survei ini melibatkan 1.868 responden yang tersebar di wilayah perdesaan, pinggiran kota, hingga perkotaan, sehingga mewakili keragaman sosial dan demografis penduduk Indonesia.
Hasil survei menunjukkan bahwa 64,62% responden tetap mengeluarkan uang tambahan untuk membeli makanan pengganti karena anak tidak suka makanan MBG. Hanya 35,38% responden yang tidak pernah mengeluarkan uang pengganti makanan MBG.
Data ini menegaskan bahwa sebagian besar orang tua masih harus mengeluarkan uang tambahan karena rendahnya penerimaan anak terhadap menu yang disajikan. Makanan MBG yang dibagikan sering kali berupa makanan ultra-olahan yang tidak mengenyangkan dan tidak memenuhi gizi anak. Oleh karena itu, orang tua tetap mengeluarkan biaya tambahan untuk menyediakan makan siang yang layak.
MBG yang belum dapat memenuhi gizi anak ini membuat tujuan program untuk mengurangi beban pengeluaran keluarga gagal tercapai. Bahkan, program ini membebani keluarga dua kali lipat melalui pajak yang membiayai program MBG dan biaya pribadi untuk menutupi kekurangannya.
Baca Juga: Sebaran SPPG MBG per November 2025
Sumber:
https://celios.co.id/makan-tidak-bergizi-tidak-gratis/