Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) nasional terus meningkat, mencerminkan upaya yang semakin terintegrasi dan terfokus guna menjaga kesehatan lingkungan. Pada 2024, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat IKLH sebesar 75,53, naik 0,99 poin dibanding tahun sebelumnya. Kenaikan ini menambah daftar panjang kenaikan IKLH dari tahun ke tahun yang juga melampaui target yang ditetapkan.
Pada 2020, IKLH mencapai 70,27, lebih tinggi dibanding targetnya yang sebesar 68,71. Tren positif ini berlanjut ke tahun berikutnya, dimana IKLH naik menjadi 71,45, melebihi target sebesar 68,96.
Pada 2022, IKLH kembali naik menjadi 72,42 di atas target 69,22. Kenaikan pada 2023 cenderung landai, hanya naik 0,12 poin saja, namun tetap melampaui target.
Kenaikan IKLH pada 2024 didorong oleh naiknya skor indeks penyusunnya, yakni Indeks Kualitas Udara (IKU) dan indeks Kualitas Air Laut (IKAL) yang melebihi target yang ditetapkan.
IKU pada 2024 mencapai 90,13, jauh lebih tinggi dari targetnya sebesar 84,5. Sedangkan IKAL 2024 mencapai 81,67, di atas target nasional sebesar 60,5.
Di sisi lain, Indeks Kualitas Air (IKA) masih di bawah target, meski nilainya naik. IKA pada 2024 sebesar 54,78, sedangkan target nasional sebesar 55,5.
Indeks Kualitas Lahan (IKL) juga masih belum memenuhi target walau skornya naik. Pada 2024, IKL baru di angka 61,95, padahal target yang ditetapkan sebesar 65,5.
Guna meningkatkan IKLH, Kementerian Lingkungan Hidup dan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) akan memperkuat pelaksanaan Penilaian Kinerja Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup. Hal ini dinilai dapat meningkatkan komitmen dan tanggung jawab pemerintah daerah dalam mengelola lingkungan.
Program ini dilaksanakan dalam bentuk penyelerasan antara kebijakan di pusat dengan langkah konkret daerah. Evalyasi akan dilakukan melalui enam kerangka program nasional, yakni:
- Program Langit Biru (mutu udara)
- Program Kali Bersih (mutu air)
- Program Indonesia Hijau (kerusakan lahan)
- Program Pantai Lestari (pesisir dan laut)
- Program Gambut Lestari (ekosistem gambut)
- Program Pro-Kehati (keanekaragaman hayati)
“Melalui penilaian kinerja ini, para kepala daerah dapat mengetahui bagaimana kinerja pengelolaan lingkungan yang telah mereka lakukan. Penilaian ini merupakan leverage bagi Bapak/Ibu sekalian. Kepala daerah dan DPRD harus memberikan perhatian khusus kepada penanganan permasalahan lingkungan dan meningkatkan posisi kelembagaan DLH agar dianggap lebih penting,” ungkap Deputi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Rasio Ridho Sani (24/6/2025).
Baca Juga: Kota RI dengan Kualitas Lingkungan Terbaik 2024
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/publication/2025/09/26/89069c5f3f244aae3b7fd913/statistik-80-tahun-indonesia-merdeka.html
https://www.kemenlh.go.id/news/detail/klhbplh-perkuat-penilaian-kinerja-lingkungan-hidup-daerah-sebagai-instrumen-strategis-nasional