Mayoritas Perempuan Indonesia Percaya “Beauty Privilege” Sangat Berpengaruh

Sebanyak 96,2% perempuan Indonesia percaya Beauty Privilege sangat berpengaruh dalam mendapatkan keberuntungan dan kesempatan yang lebih baik.

Persepsi Perempuan RI terhadap Pengaruh Beauty Privilege Bagi Keberhasilan/Kesempatan

Sumber: ZAP Beauty Index 2024
GoodStats

Seseorang dengan hak istimewa atau privilege memiliki peluang besar untuk meraih impian dan cita-citanya. Hak istimewa tersebut muncul dengan berbagai bentuk, termasuk kecantikan, atau yang biasa dikenal sebagai beauty privilege.

Berdasarkan data ZAP Beauty Index 2024, 96,2% perempuan Indonesia percaya beauty privilege sangat berpengaruh. Hanya sedikit perempuan yang tidak terlalu percaya akan kekuatan beauty privilege dengan proporsi sebesar 3,8%.

Bukan tanpa sebab mayoritas orang percaya akan hal tersebut. Pasalnya, beauty privilege berasal dari halo effect yang mengatakan seseorang cenderung memiliki kesan positif pada satu atribut spesifik, seperti penampilan fisik, yang dapat memengaruhi persepsi terhadap keseluruhan aspek orang tersebut.

Dengan demikian, standar kecantikan masih memainkan peran penting bagi mayoritas perempuan di Indonesia. Standar tersebut memandu seseorang untuk “mendapatkan” kecantikan yang mengarahkan pada keberuntungan dan kesempatan yang lebih baik.

Hadirnya isu beauty privilege ini memiliki dampak negatif dari berbagai sisi. Berdasarkan studi Alaei et. al (2022), mengatakan seseorang yang kurang menarik secara penampilan cenderung dianggap “kurang manusiawi”. Orang dengan paras yang dianggap tidak menarik selalu merasa diremehkan dan dihakimi yang dapat mengakibatkan kecemasan hingga depresi.

Meski terkesan hidup serba bergelimang, nyatanya seseorang yang memiliki privilege tersebut juga memiliki perasaan rapuh. Melansir Very Well Mind, seseorang dengan beauty privilege selalu merasa tertekan untuk menjaga penampilannya agar sesuai dengan standar dan ekspektasi orang-orang. Tak jarang, perasaan tersebut mengarah pada kecemasan, perfeksionis, serta stress akan penuaan dan perubahan fisik.

Beauty privilege dapat mendatangkan sisi negatif yang berujung penilaian bias pada kelompok tertentu.

“Perbedaan ini dapat memperkuat hierarki sosial berdasarkan penampilan dan melanggengkan stereotip tentang daya tarik dan nilai seseorang,” ujar Dr. Saba Afzal pada Senin, (9/9), melalui media Very Well Mind.

Baca Juga: Bagaimana Standar Kecantikan Menurut Perempuan Indonesia?

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook