Mengapa Anak Muda Indonesia Tidak Mau ke Psikolog/Psikiater?

1 dari 3 remaja Indonesia diduga mengalami gangguan mental. Namun demikian, hanya 1 dari 4 remaja Indonesia yang pernah mengunjungi psikolog/psikiater.

Alasan Anak Muda Tidak Mau ke Psikolog/Psikiater

Sumber: Jakpat
GoodStats

Kesehatan mental telah menjadi isu mengkhawatirkan yang perlu digarisbawahi. Bukan hanya kesehatan fisik yang harus diperhatikan, melainkan juga kesehatan mental.

Survei kesehatan mental nasional Indonesia, Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) mengukur angka kejadian gangguan mental pada remaja usia 10 - 17 tahun di Indonesia. Hasilnya, 1 dari 3 remaja Indonesia memiliki masalah kesehatan mental. Angka tersebut setara dengan 15,5 juta remaja Indonesia.

Sejalan dengan itu, survei Jakpat mengungkapkan bahwa Gen Z (usia 12 - 27 tahun) merupakan generasi yang paling banyak merasa kena gangguan mental. Sebanyak 59,1% responden Gen Z merasa mengalami masalah kesehatan mental. 

Generasi Milenial (usia 28 - 43 tahun) menyusul di posisi kedua, sebanyak 39,8% mengaku mengalami gangguan mental, sedangkan 60,2% sisanya tidak merasakan adanya gangguan mental. Terakhir, Gen X (usia 44 - 59 tahun) menjadi generasi yang paling sedikit merasa mengalami gangguan mental, dengan proporsi sebanyak 24,1%.

Mirisnya, dari seluruh responden yang merasa mengalami gangguan mental, hanya 24,4% yang pernah datang ke psikolog atau psikiater. Sisanya mengaku belum pernah berkunjung ke dokter. Berbagai alasan diungkapkan, alasan utamanya adalah karena biaya konsultasinya yang terlalu mahal.

32,5% responden mengungkapkan bahwa mereka tidak tahu bagaimana harus ke psikolog atau psikiater. 27,9% responden mengakut khawatir dengan stigma yang ada di masyarakat saat ini. Selain itu, banyak pula yang takut ketahuan mengalami gangguan jiwa.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook