Kopi adalah komoditas yang bernilai jual tinggi dan dapat diolah menjadi minuman dengan cita rasa yang khas. Di Indonesia, jenis kopi yang paling sering dijumpai adalah kopi robusta dan arabika. Kopi robusta sendiri lebih popular dengan tingkat kafein yang tinggi (Harum, 2022).
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa negara tujuan ekspor kopi terbesar di tahun 2023 adalah negara Amerika Serikat dengan volume 36.625,6 ton yang senilai dengan US$215,51 juta.
Posisi kedua diisi oleh Mesir dengan volume ekspor mencapai 32.047,8 ton yang senilai dengan US$84,53 juta. India menduduki peringkat ketiga, dengan volume ekspor sebesar 23.811,3 ton yang senilai dengan US$50,23 juta.
Di urutan keempat terdapat Malaysia dengan volume ekspor 22.690,9 ton yang senilai dengan US$60,60 juta. Italia menutup lima besar dengan volume ekspor sebesar 18.122 ton yang senilai dengan US$43,80 juta.
Secara global, Indonesia termasuk dalam empat besar negara pengekspor kopi terbesar di dunia. Laju peningkatan konsumsi kopi di Indonesia semakin meningkat dibanding dengan laju pertumbuhan produksinya.
Untuk menghindari Indonesia di masa depan menjadi negara importir kopi maka pendekatan yang paling efektif adalah dengan peningkatan produktivitas. Faktor-faktor produksi kopi seperti luas lahan dan ketersediaan teknologi serta sumber daya manusia yang memadai perlu diperhatikan (Harum, 2022).
Baca Juga: Cappuccino Jadi Kopi Favorit Orang Indonesia 2023