Selama satu dekade terakhir, ekspor minyak kelapa sawit Indonesia menunjukkan dinamika yang signifikan. Sebagai salah satu komoditas utama penyokong perekonomian nasional, minyak kelapa sawit memiliki peran penting dalam perdagangan internasional.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), dalam sepuluh tahun terakhir, volume dan nilai ekspor minyak sawit Indonesia terus mengalami perubahan. Pada 2014, ekspor minyak kelapa sawit Indonesia hanya sebanyak 24,5 juta ton. Jumlah tersebut menjadi yang terendah dalam sepuluh tahun terakhir.
Pada 2015, volume minyak kelapa sawit yang diekspor Indonesia mengalami peningkatan sekitar 16% dari 2014. Jumlahnya meningkat menjadi 28,4 juta ton.
Meski sempat naik pada 2015, ekspor minyak kelapa sawit Indonesia harus turun pada 2016. Pada tahun tersebut, ekspor minyak kelapa sawit Indonesia tak jauh berbeda dengan 2014, yakni hanya sebesar 24,6 juta ton.
Ekspor minyak kelapa sawit Indonesia kembali meningkat pada 2017. Pada tahun tersebut, peningkatannya cukup drastis jika dibandingkan dengan 2016, yakni hampir 19% dengan total 29,3 juta ton, menjadi peningkatan paling signifikan dalam satu dekade terakhir.
Jumlah ekspor minyak kelapa sawit Indonesia kembali naik pada 2018. Namun, kenaikannya tak begitu pesat, hanya sekitar 1,8%. Adapun jumlahnya menjadi sebesar 29,8 juta ton.
Pada 2019, tren ekspor minyak kelapa sawit Indonesia kembali menunjukkan peningkatan. Kali ini, jumlahnya meningkat menjadi 30,4 juta ton. Ini berarti ada peningkatan hampir 2% jika dibandingkan tahun 2018.
Setelah terus mengalami kenaikan dari 2017 hingga 2019, volume ekspor minyak kelapa sawit Indonesia harus menurun pada 2020. Pada tahun tersebut, jumlahnya hanya sebesar 27,8 juta ton.
Pada 2021 dan 2022, jumlah ekspor minyak kelapa sawit Indonesia juga mengalami penurunan. Pada 2021, jumlahnya hanya sebesar 27,6 juta ton yang kemudian kembali menurun menjadi 27,2 juta ton pada 2022.
Meski begitu, ekspor minyak kelapa sawit Indonesia kembali meningkat pada 2023. Jumlahnya lebih besar jika dibandingkan tiga tahun sebelumnya, yakni sebesar 28,6 juta ton.
Baca Juga: Ekspor Rumput Laut Indonesia Alami Peningkatan pada 2023