Setiap tahunnya, jumlah kendaraan bermotor terus bertambah. Hal tersebut tampak dari data Badan Pusat Statistik (BPS), di mana sejak tahun 2018 sampai tahun 2023, jumlah kendaraan bermotor, terutama sepeda motor, terus mengalami peningkatan.
Pada tahun 2018, jumlah sepeda motor masih sebanyak 106 juta unit. Enam tahun kemudian pada tahun 2023, jumlahnya sudah mencapai 132 juta, atau bertambah 26 juta unit sepeda motor. Begitu pula mobil yang bertambah sekitar 4 juta unit dalam rentang waktu yang sama, yakni dari 14 juta ke 18 juta mobil.
Sementara itu, bus dan truk juga terus mengalami kenaikan setiap tahun, meskipun jumlahnya tidak sebanyak mobil dan sepeda motor. Hal itu menunjukkan mobil dan sepeda motor menjadi kendaraan yang paling digemari untuk dimiliki secara pribadi.
Terus meningkatnya jumlah kendaraan bermotor ini menjadi pengingat agar pemerintah melakukan kontrol dan pembatasan terhadap jumlah kendaraan. Menurut Ketua Presidium Indonesia Traffic Watch, Edison Siahaan, jumlah kendaraan yang tidak terkontrol bisa menjadi salah satu pemicu kemacetan lalu lintas.
“Apabila (tidak terkontrolnya kendaraan) ini terus terbiarkan, maka jalan raya potensi menjadi ajang terjadinya peristiwa mengerikan bahkan bisa berubah menjadi monster menakutkan,” tutur Edison saat merespon munculnya Undang-undang Nomor 2 tahun 2024 tentang Provinsi Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ), sebagaimana dilansir Detik.
Bagi Edison, pembatasan kendaraan diperlukan agar jumlah kendaraan ideal dengan ruas dan panjang jalan raya yang tersedia, khususnya di kota besar seperti Jakarta.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo, mengatakan salah satu hal yang efektif agar bisa mengurangi lalu lintas kendaraan pribadi adalah membatasi kepemilikan kendaraan bermotor.
”Di beberapa negara aturan ini sudah bisa diterapkan dan mampu mengurangi penggunaan kendaraan pribadi serta beralih ke angkutan umum,” ucapnya kepada Kompas.
Baca Juga: Data Penjualan Sepeda Motor Indonesia 5 Tahun Terakhir, Sempat Mandek di Era Pandemi
