Metana (CH₄) merupakan penyumbang terbesar kedua pemanasan global setelah karbon dioksida (CO₂). Gas ini dikategorikan sebagai polutan iklim berumur pendek karena hanya membutuhkan satu dekade untuk terurai dibandingkan dengan CO₂, yang membutuhkan waktu ratusan hingga ribuan tahunSelain berkontribusi terhadap pemanasan global, emisi metana menyebabkan penyakit pernapasan dan jantung serta merusak saluran udara dan jaringan paru-paru, yang menyebabkan kematian dini.
Menurut United Nation Development Program (UNEP), 250-280 juta ton metana dilepaskan ke atmosfer setiap tahun oleh aktivitas manusia. Sumbangan lebih dari setengah emisi metana global, yang berasal dari tiga sektor utama: pertanian (40%), energi (35%) dan limbah (20%). Pola global ini juga terlihat di ASEAN, di mana sumber utama emisi metana adalah sektor pertanian (khususnya di Indonesia, Filipina, Vietnam, Kamboja, Lao PDR, Myanmar dan Thailand), diikuti oleh sektor energi (penghasil emisi utama adalah Brunei Darussalam, Indonesia dan Malaysia), dan sektor persampahan (emitor utamanya adalah Malaysia). Emisi dari kotoran hewan mencapai 32% dari emisi metana yang disebabkan oleh manusia, sedangkan budidaya padi mencapai 8%.
Indonesia merupakan penyumbang emisi metana terbesar di ASEAN, terhitung sekitar 42%. Sementara negara-negara dengan ekonomi yang berkembang pesat, seperti Thailand dan Vietnam, memiliki emisi metana yang terus meningkat.