Swasembada pangan menjadi impian Indonesia, bahkan sesaat setelah berhasil bebas dari belenggu penjajah. Mungkin istilah itu kurang terdengar familiar bagi sebagian besar masyarakat. Secara singkat, swasembada pangan adalah kemampuan negara memenuhi sendiri kebutuhan pangan untuk masyarakatnya.
Salah satu komoditas yang menarik perhatian baik pemerintah maupun masyarakatnya adalah kedelai. Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan, kedelai menjadi salah satu alternatif pangan yang sangat bermanfaat dan mudah untuk diolah menjadi berbagai macam pangan olahan yang dikonsumsi sehari-hari.
Menurut laporan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, produksi kedelai pada tahun 2023 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, dengan angka sebesar 15,78%. Hal ini disebabkan adanya dukungan APBN dalam mengembangkan kawasan kedelai. Hal tersebut berguna untuk meningkatkan produksi kedelai dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
Berdasarkan data tersebut, produksi kedelai tertinggi dihasilkan Provinsi Jawa Timur dengan jumlah sebesar 100.006 ton BK (biji kering), diikuti dengan Provinsi Jawa Tengah sebesar 81.315 ton BK.
Walaupun jumlah produksi kedelai di tahun 2023 meningkat dari tahun sebelumnya, pekerjaan rumah berbagai pihak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap kedelai masih cukup banyak.
Adapun untuk memenuhi kebutuhan kedelai untuk industri dan masyarakat sangat terbantu dengan melakukan kerja sama impor bersama negara yang memiliki tingkat produktivitas kedelai tinggi di dunia. Pemerintah juga senantiasa membantu peningkatan produksi tanaman pangan, yaitu dengan memberikan bantuan dana, peningkatan mutu benih, hingga pengawasan serta pendampingan dalam produksi.
Masih banyak yang harus dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk mencapai swasembada pangan. Adanya peningkatan produksi komoditas pangan seperti kedelai, diharapkan bisa membuka jalan untuk pencapaian yang lebih besar lagi.
Baca Juga: 5 Negara Asal Utama Impor Kedelai Indonesia
