Pekerjaan merupakan salah satu indikator kesuksesan di masa depan. Tidak hanya bagi individu itu sendiri, tetapi juga bagi para orang tua yang berharap anak-anak mereka tumbuh dalam kehidupan yang stabil, layak, dan bermakna. Dalam konteks keluarga, pilihan profesi anak menjadi bagian dari harapan jangka panjang yang dipengaruhi oleh nilai, pengalaman, dan persepsi terhadap dunia kerja.
Jakpat dalam laporan Parenting Trends in Indonesia yang dirilis Februari 2025 mengungkapkan bagaimana orang tua Indonesia memandang masa depan karier anak-anak mereka. Dari total 494 responden orang tua yang berpartisipasi, mayoritas menyatakan pentingnya masa depan pekerjaan anak. Tercatat sebanyak 49% orang tua dari berbagai generasi; Gen Z, Milenial, dan Gen X sepakat menyatakan bahwa mereka ingin membiarkan anak memilih pekerjaannya sendiri.
Orang tua dari kalangan Gen Z cenderung memilih wirausaha dan profesi di bidang kedokteran sebagai pekerjaan impian bagi anak-anak mereka, dengan masing-masing persentase 38% dan 34%. Harapan ini mencerminkan keinginan orang tua agar anak memiliki masa depan cerah sekaligus berdampak sosial.
Sementara itu, profesi Pegawai Negeri Sipil (PNS) masih menjadi salah satu pilihan populer lainnya, khususnya di kalangan orang tua milenial. PNS menjadi opsi populer karena realita pasar kerja saat ini menunjukkan peluang kerja semakin terbatas, sementara kompetisi antar pencari kerja semakin ketat. Bagi sebagian orang tua, kondisi ini menjadi pertimbangan untuk mendorong anak memilih profesi yang dianggap stabil dan memiliki jenjang karier yang jelas, dan jaminan di masa depan seperti PNS atau profesi formal lainnya.
Menurut Psikolog Samanta Elsener, terdapat berbagai faktor yang membuat orang tua merasa perlu mencarikan pekerjaan untuk anaknya. Salah satunya adalah karena anak kerap merasa kebingungan dalam menentukan pilihan karier, sehingga orang tua mengambil peran untuk mengarahkan, bahkan menetapkan jalur profesi tertentu.
"Anak bergantung pada orang tua untuk mencarikan pekerjaan karena masih bingung dengan pilihan pekerjaan," ujar Samanta ketika diwawancarai Kompas.com, Rabu (18/12/2024).
Meski begitu, cukup banyak orang tua yang memilih untuk tidak terlalu membatasi atau menentukan arah profesi anak. Keinginan untuk membiarkan anak memilih sendiri biasanya didasarkan pada alasan perkembangan zaman, perubahan kebutuhan dunia kerja, dan pentingnya mengenali minat anak secara personal.
Fenomena ini menjadi potret persepsi tentang masa depan anak tengah bergerak ke arah yang lebih adaptif. Harapan orang tua terhadap profesi anak masih ada, namun mulai disertai ruang dialog terbuka dengan anak untuk menyesuaikan dengan dinamika dunia kerja yang terus berubah.
Baca Juga: Di Umur Berapa Orang Tua Izinkan Anaknya Berpacaran?