Realisasi investasi pada periode Januari-Maret atau triwulan I 2025 tercatat mencapai Rp465,2 triliun. Hal ini disampaikan oleh Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden Rabu, (23/4/2025).
Rosan menjelaskan, nilai tersebut telah mengisi sekitar 24,4% dari target investasi nasional tahun ini yang dipatok sebesar Rp1.905,6 triliun. Ia juga mengungkapkan adanya peningkatan realisasi investasi dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Kalau dibandingkan dengan tahun sebelumnya, year on year ada peningkatan 15,9%. Tahun sebelumnya itu nilainya Rp401,5 triliun,” jelas Rosan.
Menurut Rosan, kenaikan ini mencerminkan kepercayaan tinggi dari para investor, baik asing maupun domestik, terhadap iklim investasi di Indonesia. Ia menekankan bahwa investasi merupakan bentuk komitmen jangka panjang, sehingga keberhasilan ini menjadi indikasi positif atas kondisi perekonomian nasional.
“Ini angka yang sangat menggembirakan, ini menunjukkan juga bahwa keyakinan dan juga confidence dari baik dunia internasional maupun dalam negeri dalam rangka berinvestasi di Indonesia itu tetap terjaga,” ungkapnya.
Dari total investasi triwulan I, penanaman modal dalam negeri (PMDN) tercatat mendominasi dengan nilai sekitar Rp234 triliun atau 50,5%. Sementara itu, penanaman modal asing (PMA) berkontribusi sebesar Rp230,4 triliun atau 49,5%.
Singapura tercatat sebagai negara penyumbang investasi terbesar dengan total investasi sebesar US$4,6 miliar, melanjutkan konsistensinya selama satu dekade terakhir. Posisi berikutnya diisi oleh Hong Kong dengan US$2,2 miliar, disusul China dengan US$1,8 miliar, serta Malaysia dan Jepang yang masing-masing berkontribusi US$1 miliar.
Lebih lanjut, Rosan mengungkapkan bahwa pada triwulan I tahun ini, sebagian besar investasi mengalir ke luar Pulau Jawa dengan nilai mencapai Rp235,9 triliun. Angka ini sedikit lebih tinggi dibandingkan total investasi di Pulau Jawa yang sebesar Rp229,3 triliun.
Meski demikian, jika dilihat berdasarkan provinsi, Jakarta tetap menjadi wilayah dengan serapan investasi terbesar, yakni Rp69,8 triliun. Diikuti oleh Jawa Barat dengan Rp68,5 triliun, Jawa Timur Rp36 triliun, Sulawesi Tengah Rp32,7 triliun, dan Banten Rp6,7 triliun.
Beriringan dengan pertumbuhan investasi, Rosan juga menyoroti adanya peningkatan signifikan dalam penyerapan tenaga kerja.
“Jadi dari triwulan pertama ini, penyerapan tenaga kerja yang dihasilkan dari investasi yang Rp465,2 triliun itu adalah 594.104 orang atau peningkatan 8,5% dari tahun sebelumnya,” ungkap Rosan.
Rosan optimis tren positif ini bakal tetap terjaga dan memberikan kebermanfaatan bagi bangsa Indonesia.
“Confidence, kepercayaan dunia luar terhadap Indonesia ini sangat-sangat baik. Dibuktikan dengan investasi yang masuk sesuai dengan target. Investasi yang akan masuk pun juga makin meningkat. Dan insyaallah ini memberikan asas manfaat yang sangat besar untuk bangsa dan rakyat yang kita cintai,” ujar Rosan menutup paparan.
Baca Juga: Investasi Hilirisasi Capai Rp407 Triliun, Sumbang 23% dari Total Realisasi 2024