Seberapa Sering Masyarakat Beli Makanan Online Saat Ramadan?

Penggunaan jasa pengiriman makanan online saat Ramadan terus meningkat, masyarakat mengandalkannya beberapa kali dalam seminggu.

Frekuensi Pengiriman Makanan Online Selama Ramadan

Sumber: Jakpat
GoodStats

Penggunaan layanan pengiriman makanan online selama Ramadan terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Semakin banyak orang yang mengandalkan kemudahan ini untuk menyiapkan santapan sahur dan berbuka tanpa perlu repot memasak.

Tren ini mencerminkan perubahan gaya hidup yang semakin praktis, terutama di kota-kota besar dengan mobilitas tinggi. Berdasarkan laporan Future Insights into Ramadan and Eid 2025 yang dirilis oleh lembaga survei Jakpat pada Jumat (21/2) lalu, pola pemesanan makanan melalui layanan online menunjukkan perubahan yang cukup signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Dari 437 responden, mayoritas atau 62% menggunakan layanan pengiriman makanan 1-3 kali seminggu selama Ramadan tahun lalu, mengalami kenaikan 10% dibandingkan tahun 2023.

Frekuensi pemesanan 4-6 kali seminggu juga meningkat 6%, sementara penggunaan lebih dari 7 kali seminggu justru mengalami sedikit penurunan sebesar 3%. Sebaliknya, jumlah pengguna yang jarang memesan makanan secara online (kurang dari 4 kali seminggu) menurun 13%, menandakan semakin banyak orang yang mulai mengandalkan layanan ini selama Ramadan.

Selain melihat tren penggunaan pengiriman makanan online selama Ramadan, survei ini juga menyoroti niat masyarakat dalam menggunakan layanan ini di Ramadan 2025. Berbuka puasa tetap menjadi momen utama untuk memesan makanan secara online, sementara minat terhadap layanan ini untuk sahur cenderung menurun dibanding tahun sebelumnya.

Sebagian orang mulai beralih ke alternatif lain, seperti memasak sendiri, sementara yang lain masih mempertimbangkan penggunaannya. Selain itu, ada sekelompok responden yang tidak berencana meningkatkan frekuensi pemesanan mereka, kemungkinan karena faktor biaya atau ketersediaan makanan di rumah.

Temuan ini menunjukkan bahwa meskipun layanan pengiriman makanan tetap diminati, masih ada ruang bagi penyedia jasa untuk berinovasi, baik dalam aspek harga, variasi menu, maupun kecepatan layanan agar tetap relevan dengan kebutuhan masyarakat selama Ramadan di tahun-tahun mendatang.

Baca Juga: Jelang Ramadan 2025, Bagaimana Pola Pengeluaran Warga Indonesia?

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook