Pada 2022, Indonesia berhasil mencapai produksi batu bara tertinggi dalam 10 tahun terakhir yaitu 13,95 Eksajoule (EJ) batu bara. Nilai ini konsisten meningkat dari 2021 (12,68 EJ), setelah pada 2020 sempat turun menjadi 11,78 EJ dibanding dengan tahun 2019 (12,84 EJ).
Dengan nilai produksi tersebut, Indonesia berkontribusi sebesar 8% terhadap produksi batu bara global yang mencapai 174,56 EJ. Bahkan, hasil produksi tersebut menjadikan Indonesia duduk di peringkat 3 sebagai negara produsen batu bara terbanyak di dunia pada 2022, di belakang Tiongkok (92,22 EJ) dan India (15,02 EJ).
Dari 13,95 EJ yang diproduksi, sebanyak 4,38 EJ di antaranya dikonsumsi untuk dalam negeri, sedangkan 9,19 EJ lainnya diekspor ke negara lain. Tujuan utama ekspor batu bara Indonesia adalah wilayah Asia Pasifik dengan jumlah mencapai 2,76 EJ atau sekitar ⅓ dari total ekspor batu bara Indonesia.
Meski produksi batu bara Tiongkok dan India lebih tinggi dari Indonesia, nampaknya masih belum mencukupi kebutuhan kedua negara tersebut. Jumlah batu bara yang diekspor ke kedua negara tersebut adalah 2,61 EJ dan 2,37 EJ.
Korea Selatan dan Jepang menjadi sasaran Indonesia berikutnya. Dengan jumlah 0,68 EJ dan 0,65 EJ, ekspor ke kedua negara tersebut masing-masing sekitar 7% dari total kiriman batu bara Indonesia. Indonesia juga mengirim sekitar 0,12 EJ batu bara ke Benua Eropa pada 2022 lalu.
Selain 6 negara / wilayah tersebut, Indonesia juga mengekspor ke Amerika Serikat, Benua Amerika bagian tengah dan selatan, juga area Timur Tengah, tetapi jumlahnya kurang dari 0,05 EJ. Indonesia juga mengirim batu bara sebanyak 0,01 EJ menuju wilayah Afrika pada 2022.
