Pada akhir November 2025, beberapa provinsi di pulau Sumatra, mulai dari Aceh, Sumatra Utara, hingga Sumatra Barat dilanda banjir bandang. Meski banjir mulai surut, jutaan warga masih terlantar, ratusan warga ditemukan meninggal dunia, serta ribuan infrastruktur rusak akibat terpaan banjir.
Menurut update Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 15 Desember 2025 pukul 13.30 WIB, lebih dari 3.000 infrastruktur di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat mengalami kerusakan parah sehingga tidak dapat diakses oleh warga. Jumlah temuan kerusakan infrastruktur ini terus bertambah setiap harinya.
Baca Juga: Sentimen Warganet Tiktok terhadap Penanganan Bencana Sumatra 2025
Sekitar 1.600 fasilitas umum seperti jalan, pom bensin, dan sarana untuk kepentingan umum lainnya telah mengalami kerusakan. Padahal, keberadaan fasilitas umum ini menjadi krusial untuk mempermudah kehidupan masyarakat sehari-hari.
Kerusakan pun terjadi pada sekitar 967 fasilitas pendidikan. Gedung-gedung sekolah hingga universitas tidak bisa lagi digunakan untuk kegiatan belajar mengajar sehingga terpaksa dihentikan untuk sementara.
Sementara itu, 434 rumah ibadah seperti masjid, gereja, pura, vihara, dan lainnya mengalami kerusakan. Tak hanya itu, gedung-gedung dan area perkantoran pun habis diterjang oleh banjir, tercatat sekitar 290 gedung atau kantor mengalami kerusakan.
Fasilitas kesehatan merupakan fasilitas yang paling dibutuhkan bagi warga pasca banjir. Sayangnya, sekitar 219 fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan klinik pun telah lumpuh sehingga tidak mampu lagi memberikan perawatan yang dibutuhkan oleh warga.
Kemudian, sebanyak 145 jembatan yang tersebar di seluruh Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat juga luluh lantak. Ini yang menjadi alasan mengapa banyak warga terjebak di daerahnya. Bantuan dari luar daerah pun semakin sulit untuk disalurkan karena akses yang terputus ini.
Baca Juga: Sebaran Perusahaan Kehutanan di Sumatra per 2025
Sumber:
https://gis.bnpb.go.id/BANSORSUMATERA2025/