Angka perceraian di Indonesia masih menjadi isu yang mengkhawatirkan. Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang mengutip Kementerian Agama RI dan Mahkamah Agung, tercatat sebanyak 399.921 kasus perceraian sepanjang tahun 2024. Data yang diperbarui per 14 Februari 2025 ini menunjukkan betapa kompleksnya tantangan dalam kehidupan berumah tangga.
Tentu, ada berbagai macam faktor yang menjadi pemicu keretakan hubungan. Namun, data menunjukkan beberapa alasan utama yang secara konsisten muncul dan mendominasi kasus-kasus perceraian yang terjadi.
Berdasarkan rincian data penyebab perceraian, perselisihan dan pertengkaran terus menerus adalah salah satu penyebab paling dominan dengan jumlah mencapai 251.125 kasus. Angka ini menyoroti bahwa masalah komunikasi, perbedaan prinsip, dan konflik yang tak kunjung usai menjadi bom waktu dalam pernikahan.
Penyebab perceraian kedua paling banyak adalah kasus ekonomi dengan 100.198 kasus. Ketidakstabilan finansial, utang, atau ketidaksepakatan dalam mengelola keuangan keluarga terbukti menjadi tekanan berat yang dapat merusak keharmonisan.
Selanjutnya, kasus perceraian akibat meninggalkan salah satu pihak terjadi sebanyak 31.265 kali. Hal ini terjadi ketika salah satu pihak pergi meninggalkan pasangannya tanpa kejelasan, menunjukkan hilangnya komitmen dan tanggung jawab.
Di samping itu, Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) menjadi alasan bagi 7.243 kasus perceraian, di mana kekerasan fisik maupun psikis membuat hubungan tidak lagi aman untuk dipertahankan.
Judi online yang meningkat pesat beberapa tahun ke belakang juga menjadi penyebab bagi 2.889 kasus perceraian, menempati urutan 5 teratas kasus perceraian terbanyak.
Selain lima faktor teratas tersebut, penyebab lainnya seperti zina (perselingkuhan), dihukum penjara, mabuk, dan kawin paksa juga turut menyumbang angka perceraian di Indonesia.
Data ini menjadi pengingat bahwa keutuhan pernikahan membutuhkan komunikasi yang sehat, stabilitas ekonomi, dan komitmen kuat dari kedua belah pihak.
Baca Juga: 5 Provinsi dengan Angka Pernikahan Tertinggi, Kalau Perceraiannya?