Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), total ketersediaan kalori per kapita di Indonesia mencapai 3.343 kkal per hari pada 2024. Kelompok padi-padian menjadi yang tertinggi, dengan kontribusi sebesar 1.615 kkal per hari. Hal ini sejalan dengan prinsip masyarakat Indonesia yang serasa belum makan kalau belum ada nasi di piringnya. Padi pun menjadi komoditas dengan ketersediaan kalori tertinggi pada 2024.
Selain itu kelompok minyak dan lemak menyumbang 623 kkal per hari, menjadikannya sumber energi terbesar kedua setelah padi-padian.
Kelompok gula juga memberikan kontribusi terbesar terhadap ketersediaan kalori dengan angka 261 kkal per hari. Hal ini bisa saja terjadi karena tingginya konsumsi gula dalam makanan dan minuman cepat saji yang dikonsumsi masyarakat setiap harinya. Meskipun ramai sosialisasi makanan bergizi maupun diet, gula masih menjadi bahan utama yang ada dalam makanan atau minuman cepat saji, sehingga ketersediaannya masih banyak.
Sementara urutan selanjutnya jatuh kepada buah/biji berminyak (nuts/oil seed) sebesar 222 kkal per hari. Lalu diikuti dengan makanan berpati sebesar 213 kkal per hari.
Sayangnya, untuk buah-buahan hanya memperoleh 96 kkal per hari. Sementara untuk sayur-sayuran hanya mencapai 51 kkal per hari.
Secara keseluruhan pola ketersediaan kalori di Indonesia masih didominasi oleh padi-padian dan minyak/lemak sebagai sumber energi utama. Dalam hal ini, perlu adanya keseimbangan dalam konsumsi makanan agar pola makan masyarakat tidak hanya tergantung kepada karbohidrat dan lemak saja, tetapi juga asupan protein, buah-buahan, serta sayur-sayuran demi pola makan yang lebih sehat dan bergizi.
