Di Indonesia, mayoritas masyarakat masih mengandalkan gas LPG sebagai sumber utama bahan bakar untuk memasak. Berdasarkan data publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, persentase rumah tangga yang menggunakan gas LPG sebagai bahan bakar utama mencapai lebih dari 85% secara nasional.
Penggunaan bahan bakar alternatif seperti kayu bakar, minyak tanah, dan arang semakin berkurang di kalangan rumah tangga saat ini. Bahan bakar utama seperti kayu bakar didominasi penggunaannya oleh daerah pedesaan, kini hanya digunakan oleh sebagian kecil rumah tangga, dengan persentase di bawah 10%. Sementara itu, bahan bakar utama minyak tanah mengalami penurunan drastis dalam beberapa tahun terakhir akibat program konversi energi yang mendorong peralihan ke gas LPG.
Dari data BPS, terlihat bahwa penggunaan bahan bakar dapat bervariasi tergantung pada aksesibilitas dan kondisi geografis. Daerah perkotaan lebih banyak menggunakan gas LPG, karena distribusinya yang lebih mudah dan harga yang terjangkau dalam penggunaan jangka panjang. Sebaliknya, beberapa daerah pedesaan di Indonesia bagian timur masih mengandalkan kayu bakar sebagai pilihan utama bahan bakar memasak.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tutuka Ariadji, menyatakan bahwa pemerintah masih terus mendorong penggunaan gas bumi sebagai energi yang bersih, murah, efisien, dan ramah lingkungan.
Perubahan tren bahan bakar ini menunjukkan adanya pergeseran pola konsumsi energi masyarakat, seiring dengan kebijakan pemerintah yang terus mendorong penggunaan bahan bakar yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Ke depan, dengan semakin berkembangnya akses listrik dan sumber energi alternatif, tidak menutup kemungkinan bahwa masyarakat akan beralih ke solusi yang lebih modern dan berkelanjutan.
Baca Juga: Cek Peringkat Indonesia di Indeks Transisi Energi ASEAN 2024