Simak Ragam Emosi Publik RI terhadap Isu Pesantren

Respon publik di sosial media terkait isu pesantren di tanah air didominasi emosi marah (3,3 ribu postingan) dan antisipasi (3,2 ribu postingan).

Analisis Emosi Publik RI terkait Isu Pesantren

(6-19 Oktober 2025)
Ukuran Fon:

Isu pesantren telah menjadi topik hangat di media sosial pada pertengahan Oktober 2025, terutama setelah tayangan program "Xpose Uncensored" dari Trans7 yang menyoroti kehidupan pesantren.

Berdasarkan pantauan Drone Emprit, percakapan publik tentang isu ini di media sosial menunjukkan dinamika emosional yang beragam, dengan didominasi oleh marah (3,3 ribu postingan) dan antisipasi (3,2 ribu postingan).

Kemarahan banyak muncul sebagai reaksi terhadap dugaan pelecehan terhadap institusi pesantren dan para kiai dalam tayangan Trans7. Bentuk kemarahan publik juga tercermin dari seruan boikot Trans7 serta kritik terhadap media yang dinilai gagal menjalankan fungsi edukatifnya.

Warganet bahkan menyoroti adanya hipokrisi dan standar ganda dalam pemberitaan keagamaan. Amarah publik turut dipicu oleh adanya ancaman serta intimidasi pada media di Indonesia.

Sementara itu, emosi antisipasi mencerminkan harapan masyarakat agar ada tindak lanjut atas kontroversi tersebut. Warganet pun menunggu permintaan maaf resmi dari Trans7, serta mendesak adanya intervensi lembaga regulator seperti Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Di sisi lain, emosi ini juga muncul karena adanya harapan terhadap pemerintah untuk membantu pembangunan ulang Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo yang baru saja mengalami tragedi ambruknya bangunan musala. Publik pun menyambut pembentukan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pesantren pada Kementerian Agama (Kemenag) sebagai “kado istimewa” atas penyelesaian isu ini.

Menag Nasaruddin Umar mengungkapkan Ditjen Pesantren yang telah disetujui Presiden Prabowo bertepatan pada jatuhnya seremonial Hari Santri Nasional, Rabu (22/10/2025), akan melakukan konsolidasi pondok pesantren secara nasional, seperti adanya pesantren yang belum terdata atau belum terjangkau bantuan pemerintah.

“Dengan Ditjen ini, kita bisa memantau seluruh pesantren dalam arti positif. Pemerintah ingin memastikan semua pesantren benar-benar menjalankan fungsi pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat secara optimal,” tegasnya.

Tak hanya didominasi amarah dan antisipasi, percakapan publik juga diwarnai nuansa senang. Emosi bahagia (2,9 ribu postingan) muncul dari rasa bangga terhadap identitas dan tradisi pesantren, serta semangat kebersamaan antar santri ketika menghadapi cobaan.

Publik menilai bahwa situasi ini justru memperkuat tali persaudaraan dan kolaborasi antar tokoh pesantren, terutama menjelang peringatan Hari Santri Nasional 2025.

Adapun emosi lain seperti sedih (1,4 ribu postingan) dan percaya (1,1 ribu postingan) turut hadir mewarnai pembahasan topik pesantren di tanah air, diikuti oleh emosi terkejut (656 postingan), takut (487 postingan), dan jijik (263 postingan).

Drone Emprit melakukan analisis kata kunci di X, Facebook, Instagram, YouTube, TikTok, dan media online lainnya pada 6-19 Oktober 2025. Isu tentang pesantren dan Trans7 diberitakan dalam 16.477 artikel dan 71.638 mentions, serta sampel percakapan di media sosial sebanyak 35.831 sampel mentions.

Baca Juga: Isu Pesantren dan Trans7: 62% Publik Punya Sentimen Negatif

Sumber:

https://x.com/DroneEmpritOffc/status/1980187480214454556

https://kemenag.go.id/pers-rilis/kado-hari-santri-presiden-setujui-pembentukan-ditjen-pesantren-5XtVS

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook