Merokok tembakau masih menjadi kebiasaan yang cukup umum di Indonesia. Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas yang merokok selama sebulan terakhir menunjukkan peningkatan kecil dari tahun 2022 hingga 2024. Artikel ini akan membahas tren tersebut berdasarkan kelompok umur.
Peningkatan Persentase Perokok Tembakau Secara Umum
Pada tingkat nasional, persentase penduduk yang merokok meningkat dari 28,26% pada tahun 2022 menjadi 28,99% pada tahun 2024. Walaupun kenaikan ini tampak kecil, tren ini mengindikasikan konsistensi kebiasaan merokok di masyarakat, terutama di kalangan kelompok usia produktif.
Kelompok Usia Muda (15-24 Tahun)
Data menunjukkan bahwa kelompok usia muda mengalami peningkatan persentase perokok secara signifikan. Pada kelompok usia 15–19 tahun, angkanya naik dari 9,36% di tahun 2022 menjadi 9,84% di tahun 2024. Sedangkan untuk kelompok 20–24 tahun, persentasenya meningkat dari 25,99% menjadi 27,54% pada periode yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa merokok mulai menjadi kebiasaan sejak usia remaja dan berlanjut ke usia awal dewasa.
Kelompok Usia Produktif (25–49 Tahun)
Kelompok usia produktif mencatat angka perokok tertinggi dibandingkan kelompok lainnya. Pada kelompok usia 25–29 tahun, persentase perokok stabil di 32,12% pada tahun 2023 dan 2024. Sementara itu, kelompok usia 35–39 tahun mencatat angka tertinggi pada tahun 2024 sebesar 35,74%. Konsistensi kebiasaan merokok di usia ini mencerminkan budaya yang masih mendukung konsumsi tembakau.
Kelompok Usia Lanjut (50 Tahun ke Atas)
Pada kelompok usia lanjut, meskipun persentasenya lebih rendah dibandingkan usia produktif, tren kenaikan tetap terlihat. Kelompok usia 55–59 tahun menunjukkan peningkatan dari 29,31% pada tahun 2022 menjadi 30,01% pada tahun 2024. Namun, untuk kelompok usia 65 tahun ke atas, angkanya sedikit menurun dari 21,29% pada tahun 2022 menjadi 21,76% pada tahun 2024.
Tren peningkatan persentase perokok tembakau selama tiga tahun terakhir menunjukkan bahwa merokok masih menjadi tantangan kesehatan masyarakat di Indonesia. Perbedaan persentase di setiap kelompok umur mencerminkan pola kebiasaan yang berakar sejak usia muda hingga usia lanjut. Data ini penting untuk mendukung kebijakan pengendalian tembakau yang lebih efektif di masa depan.
Baca Juga: Rokok Jadi Komoditi Makanan dengan Pengeluaran Tertinggi Setelah Beras