Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) masih belum maksimal menanggulangi masalah sampah, membuat Jabar konsisten menjadi salah satu penyumbang sampah nasional tertinggi pada 2024. Hal ini seharusnya juga menjadi tamparan bagi masyarakat Jabar untuk membangun kesadaran lebih tinggi dalam mengelola sampah.
Warga Jabar baik dalam komunitas maupun individu perlu membangun kebiasaan mengolah dan mengelola sampah, agar isu sampah dapat berangsur membaik. Hal ini juga untuk menekan produksi sampah Jawa Barat yang sumbernya didominasi oleh sampah rumah tangga.
Berdasarkan data yang dihimpun Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) pada 2024, sumber utama sampah Jabar dihasilkan dari rumah tangga, yang menyumbang sebesar 63,53% dari total sampah.
Data ini menunjukkan bahwa aktivitas rumah tangga merupakan kontributor sampah terbesar daripada aktivitas lainnya seperti di pasar, lingkungan perkantoran, dan fasilitas publik.
Kemudian, sampah pasar menjadi kontributor kedua terbesar di Jabar dengan angka sebesar 14,88%. Aktivitas perdagangan di pasar, termasuk limbah sisa bahan makanan menjadi penyumbang utama di sektor ini.
Lebih lanjut, sektor perniagaan menyumbang sebesar 9,72% dari total sampah Jabar, menjadikannya yang terbesar ketiga. Sektor ini mencakup kegiatan atau pusat aktivitas perdagangan selain pasar misalnya restoran, mall, dan minimarket.
Sektor perkantoran berada di posisi keempat dengan kontribusi sebesar 3,82%, disusul oleh sumber sampah kawasan yakni area umum seperti taman (3,18%), sampah fasilitas publik seperti terminal dan rumah sakit (1,83%), serta sumber lainnya (3,04%).
Masyarakat perlu mengelola sampah secara lebih bertanggung jawab melalui pengurangan sampah rumah tangga, membiasakan barang daur ulang, dan pemisahan sampah organik dan anorganik.
Di samping itu, pemerintah juga perlu memperhatikan sektor-sektor lain seperti pasar, perniagaan, dan perkantoran untuk memperbaiki sistem pengelolaan sampah. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan akibat timbunan sampah yang terus meningkat.
Baca Juga: Simak Pengelolaan Sampah Warga Desa, Mayoritas Tidak Ramah Lingkungan