Departemen Ekonomi dan Urusan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memprediksi pertumbuhan penduduk dunia akan terus meningkat hingga tahun 2100, pada tahun 2100 jumlah penduduk diperkirakan akan mencapai 10,1 miliar jiwa. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), penduduk Indonesia diproyeksikan akan mencapai puncaknya pada tahun 2050, dengan total penduduk mencapai 328,93 juta jiwa. Pertumbuhan penduduk tentunya akan membawa berbagai dampak positif bagi suatu negara, namun pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali malah akan menambah beban suatu negara.
Alat kontrasepsi atau alat keluarga berencana (KB) merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengontrol dan merencanakan kehamilan, yang turut membantu menjaga pertumbuhan populasi. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat 53,47% wanita berumur 15-49 tahun dan berstatus pernah kawin yang sedang menggunakan alat kontrasepsi.
Suntik KB atau suntik hormon menjadi alat kontrasepsi paling populer yang digunakan oleh pasangan yang telah melakukan perkawinan, 52,87% pasangan menggunakan suntik KB sebagai alat kontrasepsi.
Pil KB merupakan alat kontrasepsi hormonal yang dapat digunakan selain suntik KB, yang digunakan 18,09% pasangan pada 2024. Suntik KB dan pil KB banyak digunakan karena keduanya merupakan alat kontrasepsi yang efektif, mudah digunakan, dan tersedia dengan harga yang relatif murah.
Susuk KB atau implan KB juga menjadi alat kontrasepsi yang juga banyak digunakan oleh pasangan, sebanyak 11,73% pasangan menggunakan susuk KB atau implan KB sebagai alat kontrasepsi.
Intrauterine Device (IUD) atau KB spiral berada di urutan keempat dengan capaian 9,71%. Tubektomi masuk ke dalam lima besar alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan dengan 3,72% pasangan.
Baca Juga: Ada 55,36% Pasangan Usia Subur Memilih Gunakan Alat Kontrasepsi pada 2022
