72% Publik RI Tidak Gunakan AI, Mengapa?

Bukan pilihan pribadi, kendala pengetahuan dan akses buat mayoritas publik RI belum gunakan AI.

Ragam Alasan Publik RI Tidak Gunakan AI

(Tahun 2025)
Ukuran Fon:

Integrasi kecerdasan buatan (AI) semakin terasa dalam banyak sektor kehidupan manusia. AI membantu pekerjaan semakin efektif, mengurangi kesalahan akibat manusia, dan meningkatkan produktivitas. Kendati demikian, nyatanya masih banyak publik Indonesia yang memilih menghindari AI. 

Survei dari Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebutkan bahwa 72,66% responden tidak menggunakan AI pada 2025. Proporsinya turun sedikit dari 2024 yang sebesar 75,28%. Hal ini berarti, hanya sekitar 1 dari 4 penduduk Indonesia yang memanfaatkan AI.

Terdapat ragam alasan mengapa publik Indonesia belum menggunakan AI. sebanyak 46,56% menyebutkan tidak tahu tentang teknologi AI. Hal ini mencerminkan ketimpangan teknologi di Indonesia, di mana daerah-daerah tertentu bahkan tidak mengenak dan tidak tahu apa itu AI. Padahal, AI yang dimanfaatkan dengan baik dapat sangat membantu kehidupan manusia dalam berbagai aktivitasnya. Di sini, peran pemerintah dalam mengenalkan dan mengajarkan AI menjadi penting.

Di sisi lain, 22,68% responden merasa tidak membutuhkan AI. Mereka merasa sudah bisa menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik tanpa bantuan AI. Hal ini menunjukkan bagaimana publik Indonesia berusaha menghindari ketergantungan penuh terhadap AI.

Lebih lanjut, 15,5% responden tercatat tidak tahu bagaimana cara menggunakan AI, mencerminkan perlunya ada pelatihan lebih lanjut terkait penggunaan AI. Sementara itu, 3,57% responden mengaku khawatir akan masalah privasi dan keamanan data, 3,51% responden tercatat sulit menggunakan AI, dan 2,09% responden tidak memiliki akses atau teknologi yang memadai untuk menggunakan AI.

Data ini menunjukkan bahwa alasan utama publik Indonesia tidak menggunakan AI bukan karena pilihan pribadi, melainkan akibat kendala pengetahuan, akses, dan teknologi.

Adapun survei ini dilakukan pada 10 April-16 Juli 2025, melibatkan 8.700 responden warga negara Indonesia berusia minimal 13 tahun yang tersebar proporsional di 38 provinsi. Data diperoleh melalui wawancara tatap muka, dengan metode multistage random sampling, berhasil memperoleh margin of error sebesar 1,1%.

Baca Juga: Benarkah Mahasiswa RI Ketagihan AI?

Sumber:

https://survei.apjii.or.id/survei

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook