Menurut laporan Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII), 229,43 juta penduduk Indonesia sudah terkoneksi internet pada 2025, dengan tingkat penetrasi mencapai 80,66%.
Meski tingginya tingkat penetrasi ini menunjukkan semakin meratanya akses terhadap internet, bahaya di baliknya tidak dapat diabaikan. Keamanan data menjadi salah satu tantangan, mengingat kini setiap orang bisa mengakses informasi dan data pribadi seseorang dengan mudah melalui internet. Untuk mengantisipasi kebocoran data dan memastikan keamanan data, sekitar 18,64% responden mengaku rutin mengganti password-nya, baik untuk akun media sosial, layanan finansial digital, dan lain-lain.
Menariknya, jika ditinjau lebih rinci, 26,86% responden hanya mengganti password ketika mendapatkan notifikasi atau merasa akunnya terancam akan diretas.
Lebih lanjut, 11,96% responden tercatat rutin mengganti kata sandi sekali setahun, menunjukkan kewaspadaan yang tinggi terhadap penjagaan data pribadi. Tidak hanya itu, 6,78% responden juga mengganti kata sandi setiap enam bulan sekali, 5,62% mengganti setiap tiga bulan sekali, 2,62% mengganti setiap dua bulan sekali, dan 4,89% setiap sebulan sekali.
Sayangnya, sekitar 41,27% responden mengaku tidak tahu atau tidak pernah mengganti kata sandinya. Padahal, mengganti password secara rutin merupakan salah satu cara melindungi data pribadi dari risiko peretasan.
Mereka yang tidak pernah mengganti password kebanyakan merasa tidak perlu dan takut lupa kata sandi yang baru. Selain itu, ada pula yang mengaku tidak tahu cara mengganti password dan merasa tidak peduli dengan keamanan akunnya.
Adapun survei ini dilakukan pada 10 April-16 Juli 2025, melibatkan 8.700 responden warga negara Indonesia berusia minimal 13 tahun yang tersebar proporsional di 38 provinsi. Data diperoleh melalui wawancara tatap muka, dengan metode multistage random sampling, berhasil memperoleh margin of error sebesar 1,1%.
Baca Juga: Inilah Media Sosial yang Paling Sering Dipakai di Indonesia
Sumber:
https://survei.apjii.or.id/survei