Olahraga kini bukan hanya menjadi kebutuhan hidup, tetapi juga tren yang semakin menarik bagi sebagian orang. Fenomena ini diperkuat oleh banyaknya influencer media sosial yang secara aktif membagikan konten-konten bertema olahraga, memicu gaya hidup positif di kalangan masyarakat. Hal ini membuat aktivitas olahraga kian digandrungi, khususnya bagi generasi muda atau dalam hal ini Gen Z.
Hasil survei terbaru mengenai penetrasi internet di Indonesia tahun 2024 menunjukkan bahwa olahraga menjadi jenis konten yang paling banyak diakses oleh Gen Z. Sebanyak 41,36% dari total responden dalam kategori ini mengaku rutin mengakses berita olahraga di internet. Tren ini menempatkan olahraga sebagai konten yang paling diminati oleh generasi muda dibandingkan dengan topik lainnya.
Selain olahraga, beberapa kategori konten lain juga memiliki daya tarik tersendiri di kalangan Gen Z. Konten hiburan dan gosip menarik perhatian sebesar 31,42% dari total responden. Sementara itu, konten terkait ekonomi, keuangan, dan bisnis diakses oleh 26,83% responden, dan pendidikan serta ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) menjadi pilihan bagi 25,02% responden.
Topik budaya dan pariwisata tidak kalah diminati, dengan 24,98% responden mengaku rutin mengaksesnya. Sementara itu, konten tentang kesehatan berada di angka 23,13%. Di sisi lain, konten mancanegara memiliki tingkat akses yang relatif rendah, yakni hanya 5,31%. Sebanyak 3,58% responden mengaku tidak mengakses konten di internet sama sekali.
Menariknya, survei ini juga mengungkapkan preferensi konten yang berbeda lintas generasi. Generasi Milenial, Gen X, dan Baby Boomer kompak lebih sering mengakses berita yang berkaitan dengan isu politik, sosial, hukum, dan hak asasi manusia (HAM). Persentase akses konten ini masing-masing mencapai 41,94% untuk Milenial, 47,07% untuk Gen X, dan 51,55% untuk Baby Boomer.
Adapun survei dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada periode 18 Desember 2023 hingga 19 Januari 2024 dengan melibatkan 8.720 responden Warga Negara Indonesia (WNI) dari berbagai wilayah di Indonesia. Responden survei berusia minimal 13 tahun. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara tatap muka yang dilakukan oleh enumerator terlatih yang menghasilkan margin of error sebesar 1,1%.
