Target Persentase Produksi Energi Terbarukan dari Total Sumber Ketenagalistrikan

Untuk memperkirakan produksi energi terbarukan yang diperlukan untuk mencapai target produksi energi terbarukan, ada tiga langkah yang dilakukan. Pertama, digun.

Target Persentase Produksi Energi Terbarukan dari Total Sumber Ketenagalistrikan

International Energy Agency (IEA)
GoodStats

Untuk memperkirakan produksi energi terbarukan yang diperlukan untuk mencapai target produksi energi terbarukan, ada tiga langkah yang dilakukan. Pertama, digunakan statistik nasional untuk menentukan produksi energi terbarukan yang sudah ada dan membandingkan faktor kapasitas rata-rata dari berbagai teknologi. Kedua, pengembangan dasar sistem listrik didasarkan pada penambahan kapasitas yang diusulkan dalam RUPTL 2019. Terakhir, proyeksi permintaan listrik dalam RUKN dari DG Electricity perlu dipertimbangkan untuk menciptakan pipeline produksi listrik di seluruh Indonesia, termasuk permintaan di luar jaringan PLN.

Pada tahun 2025, target produksi energi terbarukan adalah 23% dari permintaan listrik. Asumsi utama untuk faktor kapasitas teknologi adalah: 15-19% untuk PV surya, 23-37% untuk angin, 34-40% untuk pembangkit listrik tenaga air, 57% untuk biomassa, dan 76% untuk panas bumi.

Produksi energi terbarukan yang dibutuhkan untuk mencapai target tersebut dipenuhi sebagian oleh kapasitas yang sudah ada, yang diharapkan tetap beroperasi hingga 2030, sebagian lagi oleh pembangunan kapasitas yang diharapkan dalam RUPTL 2019, dan terakhir oleh kapasitas tambahan yang diusulkan dalam dokumen pipa ini.

Perlu diperhatikan bahwa asumsi penting terkait faktor kapasitas yang diharapkan dari teknologi pembangkit listrik juga harus diperhitungkan. Asumsi yang berbeda tentang faktor kapasitas rata-rata dapat menyebabkan under- atau overestimasi dramatis dari kapasitas terbarukan yang diperlukan untuk mencapai target. Oleh karena itu, faktor kapasitas perlu diperkirakan untuk setiap teknologi dan sistem regional dengan memperbaiki perbedaan dalam radiasi, sumber angin, dan presipitasi, menggunakan kombinasi data historis dan peta sumber daya seperti Global Solar Atlas dan pemodelan mesoskala angin di Indonesia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook