Isu wacana tarif impor yang dilontarkan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, kembali mewarnai tensi perdagangan global. Indonesia pun turut menjadi salah satu negara yang disebut-sebut akan terdampak oleh kebijakan tersebut.
“Kami telah sepakat dari 32%, kalau saya tidak salah, diturunkan menjadi 19%... Saya masih dalam proses negosiasi, tapi saya harus akui, dia adalah negosiator yang cukup tangguh,” ujar Presiden Indonesia Prabowo Subianto kepada para jurnalis pada Rabu (16/7), usai melakukan pembicaraan via telepon dengan Trump.
Namun demikian, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa tujuan ekspor nonmigas Indonesia didominasi China. Selama Januari hingga Juni 2025, China menguasai ekspor Indonesia dengan pangsa sebesar 22,83% terhadap total ekspor nonmigas. Nilai ekspor ke China mencapai US$29,31 miliar, menjadikannya mitra dagang terbesar Indonesia secara konsisten.
Di posisi kedua terdapat Amerika Serikat dengan kontribusi 11,52% atau senilai US$14,79 miliar. Meskipun dibayangi isu proteksionisme, ekspor ke AS masih menunjukkan angka yang signifikan. Ini menandakan bahwa produk-produk ekspor unggulan Indonesia masih tetap dibutuhkan pasar AS, walau ada ancaman kenaikan tarif.
India menempati urutan ketiga dengan pangsa 6,99% (US$8,97 miliar), diikuti oleh Jepang (5,55%, atau US$7,12 miliar) dan Malaysia (4,61%, setara US$5,92 miliar). Negara-negara ini menjadi mitra penting dalam perdagangan regional, terutama dalam sektor industri pengolahan, hasil pertanian, serta komoditas tambang.
Singapura dan Korea Selatan turut menyumbang stabilitas neraca perdagangan Indonesia, dengan masing-masing memiliki pangsa ekspor 3,47% (US$4,46 miliar) dan 3,32% (US$4,26 miliar).
Menariknya, kelompok "Negara Lain" mencatat pangsa pasar terbesar secara agregat, yaitu 41,71%, dengan nilai ekspor mencapai US$53,55 miliar. Ini menunjukkan keberhasilan Indonesia dalam melakukan diversifikasi pasar dan tidak terlalu bergantung pada negara mitra utama saja.
Secara keseluruhan, total nilai ekspor nonmigas Indonesia pada Semester I 2025 tercatat sebesar US$128 miliar. Peta perdagangan luar negeri Indonesia masih sangat dipengaruhi oleh negara-negara Asia, terutama China, India, Jepang, dan negara ASEAN lainnya.
Namun demikian, pemerintah perlu mencermati perkembangan isu tarif global dan mengambil langkah antisipatif agar daya saing produk Indonesia tetap terjaga di pasar internasional. Strategi memperluas pasar baru, meningkatkan nilai tambah produk ekspor, serta memperkuat perjanjian dagang bilateral dapat menjadi solusi jangka panjang dalam menjaga ketahanan ekspor nasional.
Baca Juga: Malaysia Kuasai Pasar Ekspor Teh Indonesia
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/pressrelease/2025/08/01/2447/ekspor-juni-2025-mencapai-usd-23-44-miliar-dan-impor-juni-2025-mencapai-usd-19-33-miliar-.html
https://www.reuters.com/world/asia-pacific/indonesia-says-us-trade-deal-reached-after-extraordinary-struggle-2025-07-16/