Menurut International Monetary FundĀ (IMF), tingkat pengangguran di Indonesia pada 2024 mencapai 5,2%, menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara. Pertumbuhan ekonomi yang tidak merata di setiap wilayah mendorong angka pengangguran yang tinggi. Selain itu, adanya ketidaksesuaian antara jumlah pencari kerja dengan lowongan pekerjaan membuat pengangguran tanah air terus meningkat.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran terbuka (TPT) Indonesia pada Februari 2024 mencapai 4,82%.
Filipina bertengger di urutan kedua ASEAN dengan tingkat pengangguran sebesar 5,1% menurut proyeksi IMF, disusul Brunei Darussalam di posisi ketiga. Meskipun Brunei Darussalam dikenal sebagai negara dengan pendapatan per kapita yang tinggi berkat sektor minyak dan gas, namun tingkat pengangguran di negara tersebut masih cukup tinggi, mencapai 4,9% pada tahun 2024.
Posisi berikutnya diisi oleh Malaysia (3,5%), Vietnam (2,1%), Singapura (1,9%), dan Thailand (1,1%). Sementara itu, tidak ada data untuk Laos, Timor-Leste, dan Myanmar.
Tingginya angka pengangguran di tanah air perlu diatasi bersama. Berbagai upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusianya dalam rangka meningkatkan serapan tenaga kerja dalam negeri harus didukung. Kualitas SDM yang kurang memadai menjadi salah satu alasan tingginya pengangguran di Indonesia, khususnya di kalangan anak muda. Pemberian bekal yang cukup dapat membantu mengurangi angka pengangguran di masa depan.