Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sering kali diharapkan menjadi tulang punggung tenaga kerja terampil di Indonesia. Namun, data terbaru dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2024 menunjukkan bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada lulusan SMK tetap menjadi yang tertinggi dibandingkan jenjang pendidikan lainnya, yaitu sebesar 9,01%.
Tren TPT Lulusan SMK 2019–2024
Selama lima tahun terakhir, TPT lulusan SMK mengalami fluktuasi yang signifikan. Pada Agustus 2020, TPT lulusan SMK mencapai puncaknya di angka 13,55% akibat dampak pandemi Covid-19 yang menyebabkan banyak perusahaan mengurangi tenaga kerja. Setelah itu, TPT perlahan menurun hingga mencapai 9,01% pada Agustus 2024. Meskipun ada perbaikan, angka ini masih jauh di atas rata-rata TPT nasional yang hanya sebesar 4,91%.
Tren ini mencerminkan bahwa meskipun kondisi ekonomi membaik setelah pandemi, lulusan SMK masih menghadapi tantangan besar dalam memasuki pasar kerja. Penurunan TPT perlu terus dipertahankan melalui penguatan ekosistem ketenagakerjaan yang relevan dengan kebutuhan industri.
Perbandingan TPT Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Jika dibandingkan dengan lulusan jenjang pendidikan lain, lulusan SMK memiliki TPT yang paling tinggi. Berikut adalah data TPT berdasarkan jenjang pendidikan pada Agustus 2024:
- SD ke bawah: 2,32%
- SMP: 4,11%
- SMA: 7,05%
- Diploma I/II/III: 4,83%
- Diploma IV/S1/S2/S3: 5,25%
TPT lulusan SMK yang mencapai 9,01% bahkan lebih tinggi dibandingkan lulusan Diploma dan Sarjana. Hal ini menandakan adanya tantangan dalam penyerapan tenaga kerja lulusan SMK oleh industri, meskipun lulusan SMK dirancang untuk langsung bekerja setelah lulus.
Karakteristik Pengangguran Lainnya
- Kelompok Usia Muda (15-24 Tahun)
Sebagian besar pengangguran di Indonesia berada pada kelompok usia muda. Data Sakernas menunjukkan bahwa kelompok usia ini memiliki TPT tertinggi secara keseluruhan, yaitu sebesar 17,32%. Angka ini mencerminkan bahwa banyak anak muda yang baru menyelesaikan pendidikan belum siap sepenuhnya untuk masuk ke dunia kerja. - Kawasan Perkotaan
Penduduk kawasan perkotaan banyak menganggur dibandingkan di perdesaan. TPT di perkotaan mencapai 5,79%, lebih tinggi dibandingkan daerah perdesaan yang hanya 3,67%. Fenomena ini dapat dikaitkan dengan konsentrasi pusat ekonomi di kota yang memperbesar persaingan kerja.
Fokus Industri dan Keterkaitan Keterampilan
Berdasarkan data distribusi lapangan kerja, sektor-sektor yang seharusnya menyerap lulusan SMK, seperti industri pengolahan dan perdagangan, menunjukkan adanya mismatch atau ketidaksesuaian keterampilan. Industri sering kali membutuhkan keterampilan yang lebih spesifik atau tingkat pendidikan yang lebih tinggi, yang tidak dapat dipenuhi oleh lulusan SMK.
Baca Juga: Laki-laki Dominasi Tingkat Pengangguran Terbuka RI dalam 4 Tahun Terakhir