Penggunaan mobil listrik terus mengalami pertumbuhan di dunia. Kendaraan listrik (electrical vehicle) disebut-sebut mampu meminimasi polusi akibat emisi gas buangan dari kendaraan bermotor seperti karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), nitrogen dioksida (NO2), hingga hidrokarbon (HC) yang buruk bagi kesehatan dan juga lingkungan.
Di Indonesia sendiri, mobil listrik semakin sering dijumpai. Data dari Gaikindo mengungkapkan bahwa penjualan wholesale mobil listrik pada periode Januari 2024 telah mencapai 2.334 unit di Indonesia. Nilai ini sebenarnya menurun 27% (month-on-month/mom) dibandingkan bulan sebelumnya, yakni Desember 2023.
Meski begitu, total penjualan ini sebenarnya naik 683% (year-on-year/yoy) dibandingkan periode Januari 2023, nyaris 8 kali lipat lebih tinggi. Pada bulan Januari 2023 lalu, hanya terjual 298 unit mobil listrik secara wholesale. Peningkatan ini tentu menunjukkan antusiasme publik terhadap kendaraan listrik.
Wuling Binguo dengan varian 410 km menjadi merk mobil listrik dengan penjualan tertinggi pada Januari 2024, dengan total terjual sebanyak1.556 unit. Posisi kedua masih dipegang dari merk yang sama, Wuling Binguo varian 333 km, yang terjual sekitar 320 unit. Hyundai Ioniq 5 Sig Ext duduk di urutan ketiga dengan menjual sekitar 246 unit.
Sementara itu, saat ini pemerintah juga tengah gencar memberikan insentif untuk membeli kendaraan listrik, terutama untuk kendaraan roda dua dan mobil. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Lihut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan bahwa hal ini diharapkan mampu membantu memperbaiki kualitas udara di Jakarta dan di Indonesia yang memburuk akibat polusi udara dari kendaraan berbahan bakar minyak.
Selain memanfaatkan kendaraan listrik, pemerintah juga kini gencar memperbaiki transportasi publik untuk dapat dimanfaatkan dengan lebih maksimal. Ke depannya, dengan bantuan dari kendaraan listrik dan transportasi umum, diharapkan polusi udara di tanah air bisa membaik.