Tingkat kepemilikan rumah di berbagai negara Asia menunjukkan tren yang positif. Berdasarkan data CEO World Magazine, Laos menempati posisi teratas di Asia dengan tingkat kepemilikan rumah mencapai 95,9%. Meskipun memiliki populasi sebesar 7.443.000 jiwa dan gross domestic product (GDP) per kapita yang relatif rendah (US$1.879), Laos mampu mencapai tingkat kepemilikan rumah yang sangat tinggi.
Vietnam berada di posisi kedua dengan tingkat kepemilikan rumah sebesar 90%. Negara ini memiliki populasi yang jauh lebih besar, yaitu sekitar 100.300.000 jiwa, dan GDP per kapita sebesar US$4.316. Tingginya tingkat kepemilikan rumah di Vietnam menggambarkan prioritas warganya dalam urusan properti, meski di tengah situasi ekonomi yang kurang stabil.
Cina menempati posisi ketiga dengan tingkat kepemilikan rumah sebesar 89,68%. Dengan populasi terbesar di dunia, mencapai 1.409.670.000 jiwa dan GDP per kapita sebesar US$12.541, tingginya proporsi kepemilikan rumah ini menunjukkan upaya signifikan dari pemerintah Cina untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap kepemilikan rumah.
Singapura berada di urutan berikutnya dengan tingkat kepemilikan rumah sebesar 87,9%. Walau memiliki populasi yang lebih kecil, yaitu sekitar 5.917.600 jiwa, negara ini memiliki GDP per kapita yang sangat tinggi, yakni sebesar US$87.884. Kebijakan perumahan yang efektif dan terstruktur di Singapura memainkan peran penting dalam memastikan tingginya tingkat kepemilikan rumah.
India menempati posisi kelima dengan tingkat kepemilikan rumah sebesar 86,6%. Dengan populasi yang hampir sebesar Cina, yaitu 1.392.329.000 jiwa dan GDP per kapita yang jauh lebih rendah di angka US$2.612, India berhasil mempertahankan tingkat kepemilikan rumah yang tinggi melalui berbagai inisiatif perumahan dan bantuan pemerintah.
Myanmar dengan tingkat kepemilikan rumah sebesar 85,5% berada di posisi keenam di Asia. Negara ini memiliki populasi sebesar 55.770.232 jiwa dan GDP per kapita sebesar US$1.381.
Adapun Indonesia berada di urutan ketujuh dengan tingkat kepemilikan rumah mencapai 84%. Dengan populasi besar mencapai 279.118.866 jiwa dan GDP per kapita sebesar US$5.109, Indonesia menunjukkan bahwa banyak warganya mampu memiliki rumah sendiri meskipun di tengah pertumbuhan ekonomi yang fluktuatif.
Taiwan menempati posisi kedelapan dengan tingkat kepemilikan rumah sebesar 83,9%. Negara ini memiliki populasi sebesar 23.399.654 jiwa dan GDP per kapita sebesar US$32.339. Tingginya tingkat kepemilikan rumah di Taiwan menggambarkan stabilitas ekonomi yang cukup kuat dan kebijakan perumahan yang efektif.
Nepal dengan tingkat kepemilikan rumah sebesar 85% berada di posisi kesembilan. Negara ini memiliki populasi sebesar 29.164.578 jiwa dan GDP per kapita sebesar US$1.353. Tingginya tingkat kepemilikan rumah di Nepal mencerminkan budaya dan prioritas masyarakat dalam memiliki tempat tinggal.
Bahrain menutup daftar dengan tingkat kepemilikan rumah sebesar 83,18%. Negara ini memiliki populasi sebesar 1.577.059 jiwa dan GDP per kapita sebesar US$28.464. Kebijakan perumahan yang mendukung dan stabilitas ekonomi di Bahrain memungkinkan banyak warganya memiliki rumah sendiri.
Data di atas menunjukkan bahwa banyak negara di Asia telah berhasil mencapai tingkat kepemilikan rumah yang tinggi, tak terkecuali Indonesia. Kebijakan perumahan yang efektif dan prioritas masyarakat dalam memiliki properti menjadi salah satu faktor penting yang memengaruhinya.
Baca Juga: 10 Provinsi dengan Kepemilikan Rumah Sendiri Terendah 2023