Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) mengungkapkan bahwa terdapat 274.965 pekerja migran Indonesia (PMI) sepanjang tahun 2023 lalu. Nilai ini meningkat drastis dibandingkan jumlah PMI pada tahun 2022 sebesar 36.96% (year-on-year/yoy), yakni 200.761 pekerja.
Kepala BP2MI, Benny Rhamdani, mengungkapkan bahwa kini PMI tidak lagi merasa malu maupun minder dengan profesi mereka.
"Antusias masyarakat sangat luar biasa tadi ketika ditanya apakah ada yang pernah jadi PMI mereka mengangkat tangan dan maju ke depan. Saat ini bangga menjadi Pekerja Migran. Kalau dulu ditanya TKI itu malu, kenapa demikian karena ada juga pejabat yang menganggap remeh mereka padahal mereka ini adalah pahlawan devisa," ungkapnya, mengutip laman resmi BP2MI.
Apabila dilihat lebih lanjut, maka kebanyakan PMI ditempatkan di Taiwan, dengan total 83.216 pekerja, setara dengan 30% dari total PMI sepanjang tahun 2023 lalu.
Selain Taiwan, banyak juga PMI yang ditempatkan di Malaysia, dengan total 72.260 pekerja. Hong Kong duduk di urutan ketiga dengan total 65.916 orang. Posisi keempat dipegang oleh Korea Selatan dengan 12.580 orang. Menyusul di urutan kelima adalah Jepang dengan 9.673 pekerja.
Sementara itu, negara tujuan PMI yang paling sedikit adalah di Austria, dengan total 15 pekerja. Dominika berada di urutan kedua dengan total 45 pekerja, dan Kamboja dengan 49 pekerja.