Indeks Ketimpangan Gender (IKG) merupakan indikator penting yang menggambarkan sejauh mana perempuan dan laki-laki memiliki akses yang setara dalam berbagai aspek pembangunan, seperti pendidikan, kesehatan, pekerjaan, dan pemberdayaan politik. Nilai IKG yang lebih rendah menunjukkan tingkat ketimpangan yang lebih kecil, artinya kesetaraan gender di wilayah tersebut semakin baik.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), DKI Jakarta menjadi provinsi dengan IKG terendah nasional dengan skor indeks 0,147. Sebagai ibu kota negara, DKI Jakarta memiliki infrastruktur dan layanan publik yang relatif lebih baik, termasuk dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan transportasi. Akses yang merata terhadap layanan-layanan ini memungkinkan perempuan untuk lebih aktif dalam berbagai aspek kehidupan sosial dan ekonomi, yang pada gilirannya berkontribusi pada rendahnya ketimpangan gender.
Selain itu, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi provinsi kedua dengan IKG terendah yaitu sebesar 0,163. Rendahnya IKG menunjukan bahwa perempuan memiliki akses yang hampir setara dengan laki-laki. Hal ditengarai julukan provinsi DIY sebagai kota pendidikan dimana akses pendidikan di provinsi tersebut yang merata.
Bali sebagai provinsi tujuan wisata, memiliki nilai IKG yang cukup rendah juga yaitu sebesar 0,183. Sektor pariwisata Bali banyak membuka ruang kerja bagi perempuan di berbagai bidang. Hal ini dibuktikan dengan tingginya Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di provinsi Bali yaitu sebesar 70,49% diatas angka nasional yang sebesar 56,42%.
Provinsi di luar jawa yang memiliki IKG yang rendah yaitu Kepulaun Riau, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, dan Sumatra Barat. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan kesetaraan gender bukan hanya monopoli wilayah Jawa, tetapi juga bisa dicapai oleh provinsi yang berkomitmen pada pemberdayaan perempuan.
Dengan rendahnya IKG, berarti semakin terbuka ruang bagi perempuan untuk berperan aktif dalam pembangunan, baik di sektor formal maupun informal. Ini berdampak langsung terhadap produktivitas ekonomi, kesejahteraan rumah tangga, dan kualitas generasi penerus.
Baca Juga: Indeks Ketimpangan Gender Indonesia Membaik dalam 7 Tahun Terakhir