Masyarakat dari seluruh penjuru Indonesia berbondong-bondong menyuarakan dukungan terhadap Palestina dalam Aksi Bela Palestina (05/11) lalu di Monas, Jakarta Pusat.
“...Majelis Ulama Indonesia sebelumnya menargetkan dua juta massa akan ikut menghadiri aksi damai bela Palestina.” ungkap Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Republika. Sesuai dengan perkataan tersebut, area sekitar Monas disemuti massa yang melakukan aksi damai mendukung Palestina kemarin.
Selain Aksi Bela Palestina, sejarah mencatat bahwa aksi damai kerap dilakukan untuk menyuarakan hak, pendapat serta dukungan terhadap suatu kelompok. Mengutip Livescience, berikut beberapa demonstrasi maupun aksi damai yang melibatkan massa terbesar sepanjang sejarah dunia.
Di peringkat pertama terdapat Protes Petani India (Indian Farmer Protest) yang terjadi pada awal Desember 2021 silam. Diperkirakan ada lebih dari 250 juta massa yang berkumpul di jalanan India untuk melakukan aksi demonstrasi. Protes ini terjadi akibat pemerintahan Narendra Modi telah menetapkan undang-undang terkait produk pertanian yang dinilai merugikan petani di India. Livesience menambahkan, “dengan sekitar separuh penduduknya (India) bekerja di bidang pertanian, dampak yang mungkin timbul sangatlah besar.”.
Black Lives Matter menjadi gerakan demonstrasi besar selanjutnya yang pernah tercatat sejarah. Penembakan George Floyd di Minneapolis pada 25 Mei 2020 memicu kemarahan aktivis anti rasisme yang lantas turun ke kota-kota besar Amerika Serikat untuk menyuarakan keadilan bagi ras dengan warna kulit (people of color).
Sebagaimana diungkapkan Harvard Kennedy School dalam salah satu artikelnya, “...menurut penelitian yang dilakukan oleh Erica Chenoweth dan Crowd Sourcing Consortium, 15 juta hingga 26 juta orang di Amerika Serikat telah berpartisipasi dalam protes George Floyd.”. Hal ini membuat Black Lives Matter menjadi gerakan demonstrasi besar kedua sepanjang sejarah.
Di peringkat ketiga terdapat aksi Gerakan Wanita (Women’s March) yang dilakukan oleh para wanita di Amerika Serikat tahun 2016 lalu. Aksi protes ini dilakukan sebagai bentuk penolakan terhadap Donald Trump yang kala itu terpilih menjadi presiden baru karena sikap seksisme terhadap perempuan sekaligus kebijakan politiknya. Diperkirakan terdapat 3.300.000 hingga 4.600.000 partisipan dalam aksi ini. “Diprediksi ada lebih dari lima juta partisipan di seluruh dunia,” ungkap Livescience.
Protes Anti Perang Iraq (Anti-Iraq War Protest) yang terjadi pada tahun 2003 turut hadir di posisi keempat. Diperkirakan tiga juta massa melakukan aksi protes pada 600 kota di Amerika Serikat. Protes dilakukan akibat Presiden AS George W. Bush yang menginvasi Iraq.
Tidak hanya di Amerika Serikat, aksi protes ini juga merambat ke negara lain, salah satunya Italia, tepatnya di Kota Roma. Banyaknya massa pada Protes Anti Perang Iraq di Roma bahkan tercatat dalam rekor dunia sebagai unjuk ‘rasa anti-perang terbesar dalam sejarah’. Howstuffworks.com turut menambahkan, “aksi ini diperkirakan menarik sekitar 3 juta massa.”.
Unjuk Rasa Tiananmen tahun 1989 di China menjadi penutup daftar ini. Aksi protes yang dilakukan mahasiswa untuk menuntut kebebasan dan reformasi negara komunis menjadi salah satu catatan gelap dalam sejarah China. Diperkirakan terdapat satu juta massa berkumpul di Lapangan Tiananmen, yang mana jumlah ini terus bertambah dan memicu keributan antara partisipan dengan pihak berwajib China. Duta Besar Inggris untuk China, Sir Alan Donald dalam salah satu dokumen rahasia negara tahun 2017 mengungkapkan bahwa 10.000 orang tewas dalam peristiwa tersebut.