Kemiskinan masih menjadi tantangan bagi pemerintahan Indonesia. Melansir data Badan Pusat Statistik (BPS), pada semester 1 2024, persentase penduduk miskin Indonesia mencapai 9,03%.
Di wilayah perkotaan, persentase kemiskinan mencapai 7,09%, sedangkan di wilayah perdesaan nilainya hingga 11,79%. Kemiskinan ini mayoritas terjadi di wilayah timur Indonesia, mulai dari Papua hingga Nusa Tenggara Timur (NTT).
Papua Pegunungan, tercatat sebagai provinsi dengan persentase penduduk miskin tertinggi, yaitu, mencapai 32,97%. Lalu Papua Tengah menyusul dengan tingkat kemiskinan sebesar 29,76%. Data BPS mengungkapkan bahwa persentase penduduk miskin perdesaan di Papua Tengah jumlahnya lebih dari 9 kali lipat dibanding di perkotaan, di mana angka kemiskinan Papua Tengah di perdesaan mencapai 37,98%, sedangkan di perkotaan tercatat 4,32%.
Papua Barat juga mencatat angka kemiskinan yang cukup tinggi, dengan persentase sebesar 21,66%. Seperti halnya Papua Tengah, ketimpangan antara wilayah perkotaan dan perdesaan sangat signifikan. Di daerah perkotaan, angka kemiskinan tercatat sebesar 8,17%, sementara di perdesaan melonjak hingga 27,68%.
Papua Barat Daya melengkapi daftar dengan persentase kemiskinan sebesar 18,13%. Daerah perkotaan di provinsi ini relatif lebih baik dengan tingkat kemiskinan 8,51%, namun di daerah perdesaan, angka tersebut melonjak hingga 27,78%.
Di luar pulau Papua, Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat angka kemiskinan sebesar 19,48%. Meski lebih rendah dibandingkan provinsi-provinsi di Papua lainnya, kemiskinan di NTT tetap mengkhawatirkan, terutama di daerah perdesaan yang mencatat angka sebesar 23,41%.
Dapat dilihat bahwa 4 dari 5 provinsi dengan persentase penduduk miskin tertinggi terjadi di Papua. Menurut riset Universitas Indonesia, kemiskinan di Papua mayoritas disebabkan 3 faktor, yaitu minimnya pendidikan, fasilitas medis, dan infrastruktur yang memadai.
Baca Juga: Tingkat Kemiskinan di Kota Medan Terus Turun Hingga 2024