Pandemi Covid-19 yang terjadi beberapa saat lalu membuat berbagai museum dunia mengalami penurunan jumlah pengunjung. Catatan per 2023 menunjukkan tak semua museum dapat memulihkan jumlah pengunjung ke angka sebelum pandemi terjadi.
Berdasarkan survei Visitor Figues yang dilakukan The Art Newspaper, dari catatan pengunjung di 100 museum dunia, Museum Louvre di Paris menjadi museum dengan jumlah pengunjung terbanyak, dengan total 8.860.000 pengunjung pada 2023. Meski terbilang tinggi, museum ini kehilangan 2% pengunjung dibanding tahun 2019.
Museum Louvre secara konstan mengumpulkan banyak pengunjung berkat koleksi yang rutin diperbarui dan karya seni terkemuka, seperti lukisan Mona Lisa buatan Leonardo da Vinci dan The Coronation of Napoleon karya Jacques-Louis David.
Museum lain dengan jumlah pengunjung yang fantastis adalah Museum Vatikan dengan total kunjungan 6.764.858. Jumlah tersebut turun 2% ketimbang tahun 2019 lalu.
Selanjutnya, British Museum di London masuk daftar tiga besar dengan jumlah pengunjung mencapai 5.820.860, berkurang 7% dibanding 2019. Disusul oleh Metropolitan Museum of Art di New York (5.364.000) yang mengalami peningkatan 10% pengunjung.
Posisi kelima hingga ketujuh secara berurutan diraih oleh Tate Modern (4.742.038), National Museum of Korea (4.180.285), dan Museum Orsay (3.871.498).
Dibandingkan dengan museum dunia, museum di Indonesia masih terbelakang dari segi perawatan, pengelolaan, dan jumlah pengunjung. Salah satu museum di RI, Museum Nasional Jakarta, hanya mencatat 272.251 pengunjung pada 2022 silam berdasarkan Laporan Kunjungan Museum Nasional Indonesia.
Untuk itu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah mendirikan Indonesian Heritage Agency (IHA) pada 16 Mei 2024 lalu demi memajukan cagar budaya dan museum Indonesia. IHA mengelola 18 museum dan galeri serta 34 cagar budaya dari total 435 museum di Indonesia.
“Transformasi pengelolaan museum dan cagar budaya tidak semata-mata mengejar profit. Sebab keuntungan yang didapat tidak disetor ke pemerintah tapi langsung digunakan untuk pengembangan aset budaya terkait,” ungkap Pelaksana Tugas Kepala IHA Ahmad Mahendra, melansir National Geographic.
Baca juga: 6 Lukisan dengan Jumlah Kunjungan Tertinggi di Seluruh Dunia