Erupsi Gunung Berapi di Abad ke-21 yang Paling Mematikan, 3 Dari Indonesia

Erupsi memakan banyak korban, baik karena material erupsinya langsung maupun akibat dampak pasca erupsi seperti tsunami dan gempa.

Gunung berapi merupakan gunung atau bukit yang memiliki kegiatan magma di dalamnya, baik itu berisikan bebatuan maupun material hasil erupsi yang nantinya akan keluar melalui satu atau beberapa saluran (volcanic vents).

Berbicara tentang gunung berapi, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak gunung berapi dibandingkan negara lain. Hal ini dikarenakan Indonesia dilewati jalur Cincin Api (Ring of Fire), yaitu jalur jalur rangkaian gunung berapi aktif di sepanjang Samudra Pasifik.

Terdapat salah satu peristiwa terbaru di Sumatra Barat, dimana Gunung Marapi meletus secara tiba-tiba, bahkan ketika masih ada pendaki di gunung tersebut. Tercatat 11 pendaki tewas karena aktivitas vulkanik ini.

“Terakhir, saat ini tim gabungan masih konsentrasi mencari 12 pendaki yang belum diketahui keberadaannya. Terkait 11 korban meninggal dunia tersebut SAR Padang belum bisa memberikan identitas korban karena masih dalam tahap pendataan,” ungkap Antaranews.

Selain Gunung Marapi, terdapat pula beberapa peristiwa erupsi gunung berapi dari seluruh dunia selama abad ke-21. Beberapa diantaranya memakan korban yang cukup banyak, baik akibat material erupsinya langsung maupun akibat dampak pasca erupsi.

Di peringkat pertama, Gunung Fuego di Guatemala sempat erupsi pada 4 Juni 2018 silam. Erupsi ini digadang-gadang menjadi erupsi terkuat Gunung Fuego setelah tahun 1974. Peristiwa tersebut, abu vulkanik menyebar cepat hingga pemerintah Guatemala terpaksa harus menutup Bandara Internasional La Aurora di Guatemala City. Diperkirakan 446 hingga 3000 tewas akibat peristiwa ini.

Di peringkat kedua terdapat Anak Krakatau yang erupsi pada 22 Desember 2018. Erupsi yang mematikan ini memicu gelombang tsunami di Provinsi Banten dan Lampung. Akibatnya, 420 nyawa hilang dan sekitar 14000 luka-luka. Erupsi ini juga menyebabkan longsor di gunung ini, sehingga tinggi Anak Krakatau berkurang dari 338 meter menjadi 110 meter.

Peristiwa erupsi Gunung Merapi turut menjadi erupsi paling mematikan di abad 21 ini. Gunung Merapi di Jawa Tengah ini sempat erupsi di tahun 2010 mengakibatkan 353 korban dan ribuan lainnya luka-luka. Banyak kerugian akibat bencana ini, seperti hilangnya rumah dan banyak kematian hewan ternak. Untuk mengenang peristiwa tersebut, pemerintah membangun museum di Yogyakarta dengan nama Museum Gunungapi Merapi.

Erupsi mematikan selanjutnya datang dari Gunung Nyiragongo di Kongo. Di tahun 2002, terjadi erupsi efusif di Gunung Nyiragongo, dimana lava keluar secara perlahan dan mengalir tanpa adanya letusan. Peristiwa tersebut menewaskan setidaknya 245 jiwa dan membuat 120000 warga kehilangan tempat tinggal. Gunung Nyiragongo kembali erupsi di tahun 2021 dengan 32 korban jiwa dan menghancurkan sekitar 1000 rumah.

Gunung Ontake di Jepang sempat erupsi di tahun 2014. Letusan secara tiba-tiba ini membuat 63 orang tewas. Erupsi ini dikatakan menjadi letusan paling mematikan di Jepang sejak 1902 dan kematian akibat gunung berapi pertama di Jepang sejak 1991.

Erupsi Gunung Semeru di Indonesia dan Gunung Taal di Filipina turut menjadi erupsi paling mematikan di abad ke-21. Gunung Semeru di Jawa Timur sempat erupsi di tahun 2021 silam dan menewaskan sekitar 57 jiwa dan 100 lainnya dikabarkan luka-luka. Sementara itu, peristiwa erupsi Gunung Taal di Filipina menewaskan 39 orang dan terdapat abu yang tersebar ke beberapa daerah di Filipina.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

Dengan melakukan pendaftaran akun, saya menyetujui Aturan dan Kebijakan di GoodStats Data

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook