Menilik Kesenjangan Pendidikan Global, Bagaimana dengan Indonesia?

Pendidikan Indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan negara maju lainnya. Bagaimana posisi Indonesia dalam pendidikan global?.

Negara dengan Persentase Pendidikan Tinggi Terbesar

Sumber: Hinrich Foundation dan IMD
GoodStats

Pendidikan adalah hak seluruh umat manusia. Ikrar ini dimuat dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (HAM) yang disahkan oleh Majelis Umum PBB pada 1948. Poin pendidikan dalam HAM menunjukkan betapa pentingnya pendidikan bagi setiap umat manusia.

Meskipun menjadi bagian dari HAM, nyatanya masih banyak kekurangan dalam pelaksanaan pendidikan di seluruh dunia. Salah satu yang menjadi perhatian adalah kesenjangan pendikan global antara suatu negara dengan negara lainnya.

Sebagai catatan, kesenjangan pendidikan global mengacu pada kesenjangan akses pendidikan yang terjadi antara negara-negara berpendapatan tinggi dan rendah. Banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut, seperti kurangnya sumber daya, teknologi yang belum mumpuni hingga ketidakstabilan politik.

Hinrich Foundation bekerja sama dengan IMD World Competitiveness Center telah mengupas tuntas terkait hal tersebut. Melalui laporan bertajuk “The Hinrich-IMD Sustainable Trade Index (STI)”, kedua organisasi tersebut mengeluarkan peringkat pada 29 negara besar berdasarkan rata-rata lama sekolah dan rasio murid yang melanjutkan pendidikan tinggi (gross enrollment ratio).

Gross enrollment ratio mengacu kepada rasio murid yang melanjutkan pendidikan tinggi setelah menyelesaikan sekolah menengah. Rasio ini tidak memandang usia, mengingat ada beberapa institusi pendidikan tinggi yang menawarkan program tanpa batas usia, seperti kelas karyawan. Rasio ini pun bisa melebihi 100% karena banyaknya siswa dewasa yang kembali melanjutkan pendidikan tinggi.

Australia menjadi negara dengan rasio murid berpendidikan tinggi terbesar. Negara tersebut memiliki gross enrollment ratio sebesar 114,2%. Angka ini menunjukkan banyaknya murid di Australia yang melanjutkan pendidikan tinggi setelah menyelesaikan pendidikan sekolah menengah. Sedangkan murid di Australia rata-rata menghabiskan 12,7 tahun untuk mengenyam pendidikan.

Terlihat juga sejumlah negara maju dengan rasio pendidikan tinggi terbesar. Di antaranya adalah Korea Selatan, Singapura, Amerika Serikat, Selandia Baru, Kanada, Inggris, Jepang dan China. Korea Selatan sendiri memiliki rasio pendidikan tinggi 102.5%, disusul oleh Singapura di angka 93,1% dan Chile sebesar 91,7%.

Uniknya, rasio pendidikan tinggi bukan tidak berbanding lurus dengan lama pendidikan. Hinrich Foundation dan IMD turut mengungkapkan negara dengan rata-rata masa belajar paling lama. Kanada, Amerika Serikat, Inggris dan Jepang menjadi negara dengan rata-rata masa belajar terlama yaitu lebih dari 13 tahun.

Selandia Baru, Rusia, Australia, Korea Selatan, Taiwan dan Hong Kong juga mempunyai masa belajar yang lama dengan rata-rata di atas 12 tahun.

Bagaimana dengan pendidikan Indonesia? Negeri Ibu Pertiwi memiliki rasio pendidikan tinggi sebesar 36,3%. Artinya, lebih dari 60% siswa yang lulus pendidikan menengah atas tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi. Kemudian, rata-rata siswa Indonesia mengenyam pendidikan selama 8,6 tahun.

Hal ini tentu menjadi catatan untuk pemerintah Indonesia. Pendidikan yang layak merupakan hak untuk seluruh penduduk Indonesia, sekaligus menjadi fondasi kuat untuk membangun bangsa yang maju.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook