Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Amerika Serikat menjadi mitra dagang utama untuk provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di 2023 dengan proporsi sebesar 39,86% dan nilai ekspor sebesar US$187,4 juta.
Komoditas industri pakaian jadi komoditas utama yang diekspor ke Amerika Serikat, proporsinya mencapai 44,80%, setara dengan US$84 juta. Sementara itu, komoditas industri pengolahan lainnya berkontribusi sebesar 14,64% atau setara dengan US$27,4 juta.
Komoditas besar lain yang diekspor ke Amerika Serikat adalah komoditas industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan, dan sejenisnya yang berkontribusi sebesar 11,85%, setara dengan US$22,2 juta.
Jika dibandingkan tahun 2022, beberapa komoditas ekspor mengalami penurunan yang cukup signifikan. Komoditas industri pakaian jadi turun sebesar 33,39%, komoditas industri pengolahan lainnya turun sebesar 35,22%, dan komoditas industri kayu turun sebesar 30,06%.
Selain Amerika Serikat, negara tujuan ekspor barang asal Yogyakarta adalah Jerman dengan proporsi sebesar 8,71% atau setara dengan US$41,1 juta; Jepang sebesar 8,33% atau US$39,4 juta; Australia sebesar 5,96% atau setara dengan US$28,2 juta; dan Belanda sebesar 4,84% atau setara dengan US$22,9 juta.
Meskipun Amerika Serikat menduduki peringkat pertama negara tujuan ekspor barang dari Yogyakarta, angka ini menurun spesifik dari tahun sebelumnya. Jika dibandingkan dengan tahun 2022, ekspor pada kelima negara tersebut mengalami penurunan.
Amerika Serikat turun sebesar 25,29%; Jerman turun sebesar 14,38%; Jepang turun sebesar 5,89%; Australia turun sebesar 20,30%, dan Belanda turun sebesar 10,47%.
Baca Juga: Ekspor Cabai Indonesia Naik di 2023