Tidak hanya sampah plastik, Australia juga sering mengirimkan "hadiah" lain untuk Indonesia, kali ini dalam bentuk sampah logam. Bahkan, volume sampah logam yang dikirim Australia mencapai 10 kali lipat lebih banyak dibandingkan sampah plastik.
Sampah logam yang tidak dikelola dengan baik dapat berakibat buruk bagi makhluk hidup, tak terkecuali manusia. Sampah logam dapat mengkontaminasi air, membuatnya menjadi beracun dan berbahaya bagi lingkungan.
Sepanjang tahun 2023, Australia tak pernah absen mengirimkan sampah logam ke Indonesia. Ekspor sampah logam Australia ke tanah air dimulai dengan 22 ribu ton pada Januari 2023.
Volume ekspor sampah logam ini kemudian meningkat hingga 2 bulan berikutnya. Tepatnya, sebanyak 26 ribu ton sampah logam dikirimkan ke Indonesia pada Februari dan 36 ribu ton pada Maret.
Fluktuasi volume sampah terus terjadi setelahnya. Meski sempat turun ke angka 26 ribu ton pada bulan April, Australia kembali meningkatkan ekspornya hingga mencapai 35 ribu ton pada Mei.
Terjadi penurunan selama 2 bulan berturut-turut untuk kemudian naik lagi pada Agustus. Tercatat ada 30 ribu ton sampah logam yang diterima Indonesia sepanjang Juni. Kemudian turun lagi ke angka 26 ribu ton pada Juli.
Memasuki Agustus 2023, kiriman sampah logam Australia melejit ke angka 33 ribu ton. Indonesia menerima lebih sedikit sampah logam pada 3 bulan berikutnya.
Sama halnya dengan sampah plastik, Australia juga mengirimkan sampah logam terbanyaknya di penghujung tahun 2023. Saat itu, terdapat 47 ribu ton sampah logam yang diekspor Australia ke Indonesia.
Jumlah tersebut meningkat drastis dari 21 ribu ton pada September, 14 ribu ton pada Oktober dan 17 ribu ton pada November.
Baca Juga: Indonesia Terima 16 Ribu Ton Sampah Plastik dari Australia di 2023