Di zaman serba modern ini, energi listrik masih menjadi hal yang esensial. Energi listrik memegang peran yang vital dalam berbagai sendi kehidupan manusia, setiap teknologi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari membutuhkan energi listrik agar bisa beroperasi.
Energi listrik dihasilkan oleh sebuah instalasi pembangkit listrik yang nantinya akan didistribusikan melalui sebuah jaringan kabel listrik. Setiap pembangkit listrik umumnya dinamai dan dikelompokkan sesuai dengan tenaga penggeraknya. Misalnya, jika generator pada suatu instalasi pembangkit listrik digerakkan oleh tenaga angin, maka pembangkit listrik itu disebut pembangkit listrik tenaga angin.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Global Energy Monitor (GEM), bahan bakar fosil masih menjadi sumber energi listrik utama di dunia per September 2024. Minyak dan gas menjadi sumber energi listrik terbesar di dunia, total kapasitasnya mencapai 2.135.892 megawatt (MW). Batu bara menyusul di peringkat kedua dengan total kapasitas di angka 2.125.527 MW.
Tenaga air berada di urutan ketiga, sekaligus menjadi sumber energi terbarukan dengan kapasitas pembangkit listrik terbesar, yakni 1.133.406 MW. Tenaga angin mengikuti dengan total kapasitas sebesar 921.248 MW. Energi matahari berada di posisi keenam dengan total kapasitas pembangkit listrik sebesar 755.144 MW.
Energi nuklir belum menjadi sumber energi terbarukan yang populer untuk digunakan, kapasitas pembangkit listrik tenaga nuklir hanya sebesar 396.484 MW. Bioenergi juga merupakan sumber energi yang masih jarang digunakan untuk bahan bakar pembangkit listrik, kapasitas pembangkit listrik tenaga bioenergi global ada di angka 75.994 MW. Pembangkit listrik tenaga geotermal atau panas bumi menjadi pembangkit listrik dengan total kapasitas paling sedikit, hanya 13.911 MW.
Baca Juga: Realita Transisi Energi Terbarukan di Indonesia: Bisakah Target 23% pada 2025 Tercapai?