Dewasa ini, peradaban manusia dihadapkan dengan berbagai masalah lingkungan yang sangat kompleks. Mulai dari polusi udara, perubahan iklim, hingga bencana alam yang makin sering terjadi, menghantui kehidupan manusia.
Sektor pembangkit listrik menjadi salah satu aktivitas manusia yang paling berdampak pada lingkungan. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Ember, mayoritas sumber energi listrik di dunia masih berasal dari energi fosil, proporsinya mencapai 59,23%.
Negara-negara ASEAN juga masih sangat bergantung pada energi fosil, dengan 74,06% sumber energi listrik masih berasal dari energi fosil. Di tengah wilayah yang rentan terdampak oleh krisis iklim dan berbagai permasalahan lingkungan, negara-negara ASEAN harus bergegas untuk mencari alternatif sumber energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, salah satu pilihannya adalah energi nuklir.
Meskipun kontroversial, energi nuklir merupakan salah satu energi paling bersih yang ada di dunia. Berdasarkan World Nuclear Association, energi nuklir hanya menghasilkan 12 gCO2/kWH. Energi nuklir juga diklaim sebagai energi paling efisien di antara sumber energi lainnya oleh United States Department of Energy.
Meskipun dukungan publik ASEAN terhadap sumber energi nuklir masih tergolong rendah, namun dalam tiga tahun terakhir dukungannya terus meningkat. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Institute of Southeast Asian Studies (ISEAS-Yusof Ishak Institute), dukungan publik ASEAN terhadap energi nuklir pada tahun 2024 berada di angka 9,9%.
Selama tiga tahun terakhir, publik Singapura selalu paling mendukung penggunaan energi nuklir di kawasan Asia Tenggara, diikuti dengan Filipina yang juga selalu jadi peringkat kedua dalam tiga tahun terakhir.
Namun, mayoritas dukungan terhadap energi nuklir di negara-negara Asia Tenggara belum mencapai 15%, termasuk Indonesia. Pada tahun 2024, dukungan terhadap energi nuklir dari publik Indonesia hanya sebesar 6,4%, setara dengan Malaysia.
Data yang dihimpun oleh ISEAS didapatkan melalui survei bertajuk Southeast Asia Climate Outlook, pada tiga tahun ke belakang. Jumlah responden yang dihimpun sebanyak 2.900 orang yang tersebar di sepuluh negara ASEAN (Timor Leste tidak termasuk), dengan berbagai latar belakang.
Baca Juga: Batu Bara Masih Dominasi Bauran Energi Listrik Indonesia 2025-2034
Sumber:
https://ember-energy.org/data/electricity-data-explorer/
https://world-nuclear.org/nuclear-essentials/how-can-nuclear-combat-climate-change
https://www.energy.gov/ne/articles/nuclear-power-most-reliable-energy-source-and-its-not-even-close
https://www.iseas.edu.sg/articles-commentaries/trends-in-southeast-asia/nuclear-energy-developments-in-southeast-asia/