Hujan dengan intensitas tinggi yang melanda wilayah Jakarta dan sekitarnya pada pekan pertama bulan Juli mengakibatkan banjir di sejumlah titik. Peristiwa meluapnya air ke daratan tersebut menjadi salah satu bencana alam tahunan yang kerap melanda negeri ini ketika musim hujan tiba.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, selain karena curah hujan tinggi, kondisi ini juga disebabkan oleh fenomena pasang air laut di pesisir utara Jakarta. Adapun hingga Senin (7/7/2025), BPBD mencatat sebanyak 16 RT di wilayah Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan sekitarnya telah tergenang air bah.
Peristiwa ini menambah catatan kelam bencana banjir di Indonesia, yang dalam sepuluh tahun terakhir selalu menyentuh lebih dari 500 kejadian setiap tahunnya. Terhitung hingga periode Juni 2025, sebanyak 1.048 peristiwa banjir telah tercatat oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Besaran angka ini menjadikan banjir sebagai bencana yang mendominasi semester awal tahun 2025, jauh dibandingkan bencana hidrometeorologi lainnya.
Dalam 10 tahun terakhir, banjir terbanyak di Indonesia pernah terjadi pada tahun 2021 dengan 1.794 jumlah kejadian. Menurut catatan refleksi BNPB, peristiwa bencana banjir pada tahun tersebut banyak dipengaruhi oleh fenomena cuaca La Nina, serta maraknya alih fungsi lahan yang tidak memperhatikan daya dukung lingkungan dan risiko kebencanaan. Sebanyak hampir 10 ribu rumah warga dan fasilitas umum rusak berat akibat kejadian tersebut.
Jumlah banjir terbanyak selanjutnya terjadi pada tahun 2022 (1.531 jumlah kejadian) dan 2020 (1.518 jumlah kejadian). Banjir 2020 cukup membekas di benak warga Indonesia karena peristiwa tersebut terjadi di malam pergantian tahun 2019 ke 2020. Peristiwa banjir mulai melandai di tahun 2023 dengan catatan kejadian sebanyak 1.255. Namun, di tahun 2024, data peristiwa banjir naik lagi di angka 1.420 kejadian.
Rutinnya bencana alam banjir melanda Indonesia menambah tugas pemerintah dan instansi terkait dalam menanggulangi masalah banjir. Sebagai salah satu wujud usaha tersebut, Gubernur Jakarta akan mengoptimalkan pompa-pompa sungai untuk mengalirkan air ke laut mengingat Jakarta pasti mendapat kiriman air dari hulu sungai di luar kota.
"Kita siasati sebaik mungkin, bagaimana caranya supaya tidak memberikan dampak kepada masyarakat," tuturnya, dikutip dari Tempo, Selasa (8/7/2025).
Selain itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) di wilayah Jakarta dan Jawa Barat mulai hari Senin (7/7/2025) hingga Jumat (11/7/2025) untuk menekan curah hujan.
"Kami sudah bekerja sama dengan Pemda DKI, Jawa Barat, dan BNPB. Mulai hari ini kita akan melakukan Operasi Modifikasi Cuaca untuk wilayah DKI dan Jawa Barat. Poskonya ada di Halim Perdanakusuma," ujar Tri Handoko Seto, Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG dalam Konferensi Pers Perkembangan Cuaca Ekstrem dan Iklim secara daring, Senin (7/7/2025).
"Kita berusaha mudah-mudahan hujan yang akan turun pada hari ini dan seterusnya bisa kita kurangi, sehingga akan mengurangi penderitaan teman-teman yang sedang terdampak banjir," tambahnya, dikutip dari CNN Indonesia.
Baca Juga: Banjir Jadi Bencana Alam yang Paling Sering Terjadi di Indonesia
Sumber:
https://bnpb.go.id/infografis
https://bpbd.jakarta.go.id/berita/SUc2NW9EMTBJMzVnMkQ0MGVNVjdRZz09/update-info-terkini-genangan-06-juli-2025-s-d-pukul-16-00-wib
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20250707151825-641-1247876/modifikasi-cuaca-dimulai-hari-ini-cegah-banjir-di-jakarta-dan-jabar
https://www.tempo.co/politik/pramono-anung-minta-maaf-belum-bisa-atasi-banjir-di-jakarta-1935169