Sudah menjadi rahasia umum bahwa penghasilan guru-guru di Indonesia bisa terbilang sangat rendah. Menghimpun data dari survei Dompet Dhuafa dengan Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) terkait kesejahteraan guru, 20,5% guru honorer Indonesia memperoleh gaji di bawah Rp500 ribu per bulan. Hanya segelintir (0,8%) yang memperoleh gaji di atas Rp5 juta per bulan.
Untuk itu, banyak guru yang juga memiliki pekerjaan sampingan, seperti menjadi content creator, penulis, hingga driver ojek online.
Sayangnya, pekerjaan tambahan masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Melalui survei tersebut, ditemukan bahwa pada Mei 2024, 52,6% guru di Indonesia mengaku memiliki utang di bank atau bank prekreditan rakyat (BPR).
Tidak hanya ke bank, 19,3% responden juga mengutang ke keluarga dan sanak saudara, 13,7% memiliki utang ke koperasi atau Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), 8,7% berutang ke teman atau tetangga, bahkan 5,2% mengaku melakukan pinjaman online.
"Total tercatat 79,8% guru memiliki utang," ungkap IDEAS dalam publikasinya, Selasa (21/5/2024).
Adapun survei terkait kesejahteraan guru ini diadakan dalam rangka merayakan Hari Pendidikan Nasional yang diperingati setiap tangga; 2 Mei 2024. Survei ini berhasil mengumpulkan 403 responden yang mayoritas berasal dari Pulau Jawa (291 orang).
Sebanyak 123 responden adalah guru PNS, 118 adalah guru tetap yayasan, 117 adalah guru honorer, dan 45 orang lainnya adalah guru PPPK.