Perkembangan teknologi membawa kita ke masa disrupsi iklim perbelanjaan. Disrupsi iklim perbelanjaan di tanah air sangat terasa akhir-akhir ini. Dengan kemunculan berbagai platform e-commerce yang saling berkompetisi, iklim belanja online di Indonesia layak diperhitungkan.
Terlebih, dengan adanya konsep baru seperti affiliate link dan juga live shopping, sarana promosional untuk meningkatkan pengalaman selama berbelanja online menjadi semakin beragam dan menarik masyarakat.
Keberadaan e-commerce menambah pos pengeluaran baru bagi para pemakainya. Hal ini terlihat pada data dari Lembaga Jajak Pendapat (Jakpat) dalam sebuah rilis bertajuk E-commerce Trends 1st Semester Of 2023.
Data tersebut menunjukkan bahwa rata-rata masyarakat Indonesia menghabiskan dana sekitar Rp449.263 dalam setiap bulannya. Hal ini cukup menarik dan membuat bisnis di e-commerce cukup menggiurkan bagi sebagian orang.
Dalam detilnya, mayoritas masyarakat Indonesia memiliki rentang pengeluaran di bawah Rp200.000 setiap bulannya. Pengeluaran dengan rentang ini dipilih oleh 34% responden.
Pada posisi kedua, sebanyak 23 responden mengklaim memiliki pengeluaran dana di e-commerce dalam rentang Rp400.001 hingga Rp600.000.
Selanjutnya, sebanyak 15% responden mengklaim mengeluarkan antara Rp200.000 hingga Rp300.000 perbulan, serta sebanyak 10% responden mengklaim mengeluarkan antara Rp600.001 hingga Rp800.000.
Dalam pengeluaran yang cukup besar, sebanyak 7% responden memiliki pengeluaran sekitar Rp.800.001 hingga Rp1.000.000 perbulan. Bahkan, sebanyak 11% responden menyatakan bahwa mereka melakukan spending sebesar lebih dari Rp1.000.000 perbulannya.