Berbeda dengan Provinsi Lain, Bali Lebih Banyak Hasilkan Sampah Kayu

Pengelolaan sampah di Bali adalah salah satu yang terbaik di Indonesia, bisa dilihat dari jumlah sampah sisa makanan dan plastiknya yang kalah dari sampah kayu.

Komposisi Sampah Provinsi Bali 2023

Sumber: Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional (SIPSN)
GoodStats

Umumnya, plastik atau sisa makanan adalah komposisi sampah terbanyak di berbagai provinsi di Indonesia. Namun, Bali memilih berbeda. Di Bali, sampah sisa makanan berada di urutan kedua dengan proporsi sebesar 23,47%. Sementara sampah plastik di urutan ketiga dengan besaran 11,82%.

Porsi terbanyak komposisi sampah Bali pada 2023 diisi oleh sampah kayu atau ranting. Hampir separuh komposisi sampah Pulau Dewata ini terdiri atas sampah kayu atau ranting. Tepatnya 49,1% dari keseluruhan sampah Bali.

Sampah sisa makanan di daerah administrasi Provinsi Bali tidak ada yang melebihi angka 30%. Sama halnya dengan sampah plastik yang tidak mencapai angka 20%. Sebaliknya, porsi sampah kayu dan ranting di kota/kabupaten Bali rata-rata berada di kisaran 40% total sampah.

Sementara 15,61% komposisi sampah lainnya di Provinsi Bali pada 2023 diisi oleh kertas karton (3,79%), logam (2,21%), karet/kulit (1,93%), kaca (1,75%), kain (0,97%), dan lainnya (4,96%).

Dilansir dari Satu Data Provinsi Bali, terdapat 900 ribu ton sampah di Bali yang berhasil dikelola pada 2023. Sisa 200 ribu ton lain berakhir tidak dikelola. 

Bali identik dengan pemandangan laut dan destinasi pantai, kecuali Kabupaten Bangli yang tidak berbatasan langsung dengan laut. Alih-alih pantai, Bangli menawarkan keindahan tersendiri melalui tanaman bambu. Di Bangli, bambu digunakan untuk bahan bangunan hingga perlengkapan ritual. Tak heran, sampah kayu atau ranting Bali paling banyak disumbangkan dari kabupaten kecil ini.

Pada 2023, proporsi sampah kayu dan ranting di Kabupaten Bangli mencapai 68%, menjadi yang tertinggi proporsinya di kabupaten tersebut. Nilainya sangat tinggi jika dibandingkan dengan komposisi sampah lain, seperti sisa makanan dan plastik di angka 11,08% dan 6,49%. 

Kayu atau ranting termasuk ke dalam kategori sampah organik, yaitu sampah yang dapat terurai secara alami. Sampah kayu memiliki karakteristik yang berbeda dengan sampah sisa makanan yang dapat menimbulkan bahaya besar, meskipun keduanya sama-sama sampah organik.

Jika sudah terbagi-bagi ke bagian kecil, umumnya sampah kayu bisa lebih cepat terurai dibandingkan jika masih dalam keadaan utuh.

Baca Juga: Indonesia Penyumbang Sampah Sisa Makanan Terbesar di ASEAN

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook