Drama Korea (drakor) masih menjadi tontonan populer di Indonesia, dengan penggemar yang setia dan antusias mengikuti tiap episode baru. Tapi di balik euforia tersebut, tak sedikit penonton yang mulai kehilangan minat. Bukan karena aktornya kurang memikat, melainkan karena ceritanya dianggap mulai menjenuhkan. Fenomena ini menunjukkan bahwa popularitas aktor saja tak cukup membuat penonton bertahan.
Berdasarkan survei Jakpat bertajuk Korean Drama Trends in Indonesia, alasan utama penonton berhenti menonton drakor adalah karena cerita yang membosankan. Sebanyak 70% responden perempuan dan 56% laki-laki mengatakan demikian. Sementara itu, alur cerita yang terlalu lambat juga menjadi keluhan, dengan 51% perempuan dan 39% laki-laki menyebutkan hal ini sebagai penyebab utama mereka menyerah menamatkan drakor.
Durasi yang dianggap terlalu panjang juga jadi penyebab lain. Sebanyak 35% responden laki-laki dan 33% perempuan merasa jumlah episode terlalu banyak, membuat mereka kehilangan fokus atau tertunda menonton. Di sisi lain, plot yang terlalu klise disebutkan oleh 27% laki-laki dan 31% perempuan sebagai alasan mereka berhenti di tengah jalan.
Menariknya, sebagian responden laki-laki justru lebih terganggu oleh kurangnya pengembangan karakter 29% dibandingkan perempuan 21%. Hal ini menunjukkan bahwa tidak hanya alur, kedalaman karakter juga jadi faktor penting dalam menjaga keterlibatan penonton. Drama yang terasa terlalu dramatis pun menjadi alasan yang cukup konsisten dari kedua gender, masing-masing sebesar 19%.
Terakhir, faktor akting juga tak luput dari sorotan. Meskipun persentasenya lebih rendah, 16% laki-laki dan 19% perempuan menyebut bahwa mereka berhenti menonton karena tidak menyukai kualitas akting dari pemeran utama.
Fenomena ini memperlihatkan bahwa selera penonton makin berkembang. Mereka kini lebih kritis terhadap kualitas cerita, bukan hanya terpikat oleh visual atau popularitas pemeran. Jika drama Korea ingin terus mempertahankan loyalitas penontonnya, inovasi dalam narasi dan pendekatan karakter perlu menjadi prioritas. Pada akhirnya, cerita yang kuat tetap menjadi alasan utama penonton bertahan hingga episode terakhir.
Baca Juga: Bukan Cuma Romantis, Inilah 7 Drakor Action Terbaik yang Harus Ditonton di 2025