Presiden RI Prabowo Subianto baru-baru ini menyinggung soal banyaknya masyarakat yang bercita-cita menjadi aparatur sipil negara (ASN), tetapi tidak semua siap bekerja dengan maksimal setelah diterima.
“Ada kecenderungan, semua ingin jadi ASN, semua ingin jadi pegawai negeri. Kita tahu setelah di dalam, sudah jadi tidak bekerja maksimal,” kata Prabowo dalam peresmian mekanisme baru penyaluran tujangan guru ASN daerah di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Kamis, (13/3/2025).
Meski demikian, berdasarkan indeks pegawai administrasi publik 2024 yang dirilis oleh Blavatnik School of Government dari Universitas Oxford, kinerja ASN Indonesia sebenarnya cukup kompetitif.
Indonesia menempati peringkat kedua di ASEAN dengan skor 0,61, tepat di bawah Singapura yang meraih skor tertinggi di dunia dengan 0,85. Malaysia menyusul di posisi ketiga dengan skor 0,60, diikuti Thailand di peringkat keempat dengan skor 0,58.
Filipina dan Vietnam berbagi posisi kelima dengan skor yang sama, yakni 0,54. Sementara itu, Kamboja dan Myanmar mencatat indeks terendah di kawasan ini, masing-masing dengan skor 0,31 dan 0,27.
Indeks ini mengukur kinerja administrasi publik di 120 negara berdasarkan 82 indikator penilaian yang diambil dari beragam sumber, seperti World Bank hingga Transparency International. Indikator penilaian kemudian dikelompokkan menjadi 4, yakni strategi dan kepemimpinan, kebijakan publik, pelayanan publik, serta sumber daya manusia.
Dengan rentang skor 0 hingga 1, semakin tinggi indeksnya menunjukkan sistem administrasi yang lebih baik. Secara global, Indonesia berada di peringkat ke-38, lebih baik dibandingkan Malaysia di peringkat ke-40 dan Thailand di posisi ke-42.
Meski masih ada kritik terhadap etos kerja ASN di dalam negeri, peringkat ini menunjukkan bahwa sistem administrasi Indonesia memiliki daya saing yang cukup kuat di tingkat internasional.
Baca Juga: Peringkat Kualitas Kinerja ASN 2024